WahanaNews.co | Polisi masih terus selidiki penyebab bangunan roboh di Johar Baru, Jakarta Pusat (Jakpus), yang mengakibatkan seorang warga tewas dan dua orang terluka.
Sejauh ini polisi telah meminta keterangan dari 9 orang.
Baca Juga:
Kadiv Humas Polri : Nama Calon Wakapolri Sudah ada, Saat ini Sedang Dalam Proses Pemilihan.
"(Sebanyak) 9 orang saksi ini dari warga sekitar dan pemilik bangunan, korban," kata Kasat Reskrim Polrestro Jakpus, Kompol Gunarto, saat dihubungi, Senin (1/8/2022).
Polisi belum memintai keterangan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Jakpus. Keterangan dari Pemkot Jakpus akan diminta jika sudah ada hasil penyelidikan dari Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri.
"Belum, belum. Kita kalau dari pihak pemkot itu nanti, setelah ada hasil dari Labfor," katanya.
Baca Juga:
Rapat Paripurna Sahkan RUU Daerah Khusus Jakarta Jadi Usul Inisiatif DPR
Gunarto mengatakan hasil penyelidikan dari Pusbabfor diperkirakan keluar beberapa hari lagi.
Hasil dari Labfor akan dipakai untuk penyelidikan lebih lanjut terkait penyebab robohnya bangunan tersebut.
"Dari Labfor kan nanti kita tahu dugaan penyebab-penyebabnya, baru kita mengarah ke sana (pendalaman penyelidikannya)," tambah dia.
Puslabfor Polri mendatangi lokasi pada Sabtu (29/7) siang.
Mereka sempat meminta keterangan kepada warga dan melihat kondisi bangunan yang roboh.
Puslabfor Polri sempat mengeluarkan puing-puing dari reruntuhan bangunan.
Dugaan Awal Penyebab Bangunan Roboh
Sebelumnya, sebuah bangunan di Jalan Rawa Sawah 2, Galur, Johar Baru, Jakarta Pusat dilaporkan roboh.
Ketua RW setempat, Syafrudin menduga bangunan roboh karena proyek galian Pemprov.
"Kebetulan ini ada proyek (galian). Untuk galian pembenaran selokan dari Pemprov Dinas, kalau faktor itu (penyebab galian) kemungkinan ya pasti, cuman memang konstruksi rumah ini sudah ya gitu deh," kata Syafrudin di lokasi, Kamis (28/7).
Syafrudin mengatakan proyek galian tersebut dilakukan untuk memperlebar dan memperbaiki saluran air di sana.
"Buat pelebaran untuk memperbaiki saluran mengganti yang baru," ujarnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Isnawa Adji juga menyebut bangunan tersebut roboh karena kelalaian petugas galian.
"Kelalaian petugas galian irigasi yang salah perhitungan dalam menggali dan menyebabkan kerusakan fondasi bangunan," kata Isnawa dalam keterangan tertulisnya, Jumat (29/7).
Isnawa mengatakan dalam kejadian tersebut, terdapat dua korban.
Satu di antaranya atas nama Zulaika meninggal dunia.
Sementara itu, satunya lagi bernama Sukrini mengalami luka berat dan patah tulang di bagian kaki.
Isnawa menuturkan kerugian materi yang ditimbulkan akibat insiden tersebut mencapai Rp 300 juta. [rsy]