WahanaNews.co | Sungai Cipanundan memakan korban. Seorang santri Pondok Pesantren Al-Wafa, Desa Ender, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, harus tenggelam saat berenang di aliran sungai tersebut, Senin (23/1) sekitar pukul 11.30.
Ali Mujahidin (15) bersama empat rekannya berenang di sungai Cipanundan. Namun aliran sungai yang cukup deras, membuat korban terbawa arus sungai.
Baca Juga:
Terkait Polemik Razia RM Padang non-Minang di Cirebon Polisi Lakukan Mediasi
Tim Rescue Pos SAR Cirebon, BPBD Kabupaten Cirebon, Tagana dan warga terus melakukan pencarian. Tim SAR melakukan pencarian dengan sistem manual, menyisir dan menyelam menggunakan Aqua Eye untuk mendeteksi suhu tubuh manusia, dari titik awal korban tenggelam.
Sejumlah warga sengaja datang kelokasi kejadian untuk melihat proses pencarian korban. Sebagian dari mereka pun turut membantu.
Salah satu teman korban yang selamat Reza mengatakan, dirinya bersama rekannya sedang berenang, tiba-tiba Ali tenggelam.
Baca Juga:
PT Rohto Laboratories dan Bank Resona Perdania Bagikan Kacamata Gratis Hari Penglihatan Sedunia
"Awal kejadian sih berempat itu main di sebelah sana (berenang di sungai) pas mereka samperin ke saya, ali sudah tenggelam, minta tolong ke Payas (temannya) tapi ikut tenggelam juga. Payas itu di tolong Pais (temannya), saya lari cari bantuan ke warga dan ke Pondok," ungkapnya.
Dikatakan, dirinya berenang bersama ke empat rekannya, dan saat itu aliran sungai memang cukup deras.
"Total ada lima orang yang berenang itu, yang tenggelam satu orang, air sungainya memang lagi deras," lanjutnya.
Komandan Tim (Dantim) Kantor SAR Pos Cirebon Nurdin mengatakan, peristiwa tenggelamnya satu orang santri di sungai sekitar pukul 11.30.
"Kejadian sekitar pukul 11.30 telah terjadi kondisi membahayakan manusia berjumlah lima orang," ujarnya.
Kata Nurdin, korban atas nama Ali Mujahidin hingga saat ini masih dalam pencarian.
"Satu orang berada diatas (pinggir sungai) yang tiga orang berenang tapi selamat, yang satu atas nama Ali Mujahidin masih dalam pencarian," katanya.
Pada saat kejadian, aliran Sungai Cipanundan cukup deras, korban sempat diselamatkan oleh temannya namun tidak berhasil.
"Arus sungai pada saat kejadian cukup deras, korban sempat diselamatkan oleh temannya tapi terlepas," paparnya.
Untuk mencari korban, tambah Nurdin, tim SAR gabungan melakukan pencarian secara manual dengan menyisir sungai dari titik awal tenggelamnya korban.
"Kita melakukan pencarian secara manual dengan melakukan penyelaman dan menggunakan Aqua Eye untuk mendeteksi suhu tubuh korban," tambahnya.
Pencarian tersebut dilakukan oleh 39 personil gabungan dan dibantu oleh warga sekitar.
"39 personil gabungan yang turun untuk mencari korban, diantaranya dari Basarnas, BPBD, Polairud, Tagana, dan warga," tandasnya. [sdy]