WahanaNews.co | Sejak dimulai pada akhir tahun lalu, PLTS Sei Mangkei yang
dibangun oleh Pertamina NRE bekerjasama dengan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III saat ini sudah mencapai perkembangan 89 persen dan
ditargetkan untuk Commercial Operation Date (COD) tahun ini.
Proyek yang dibangun di atas lahan
seluas 2 hektar milik PTPN III tersebut saat ini memasuki tahap commissioning.
Baca Juga:
Hadir Pada General Annual Meeting di Dakar Senegal Tahun 2014, Awal Bergabungnya ALPERKLINAS Ke FISUEL International
Dengan kapasitasnya yang mencapai 2
MW, PLTS tersebut akan menyuplai listrik di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei
Mangkei, Sumatera Utara.
PLTS Sei Mangkei diperkirakan dapat
memproduksi listrik hingga 1,5 GW dalam setahun dan berpotensi menurunkan emisi
gas rumah kaca (GRK) sebesar 1,4 ton setara CO2.
KEK Sei Mangkei merupakan KEK pertama
di Indonesia yang memiliki konsep green
economic zone, yaitu mengutamakan pengembangan energi terbarukan, termasuk
penggunaan energi untuk pembangkit listrik.
Baca Juga:
Dukung Sektor Pariwisata, PLN Distribusi Jakarta Listriki Hotel Travello
Dengan konsep green economic zone, kegiatan industri yang berada dalam zona
tersebut diharapkan lebih ramah lingkungan untuk mendukung dekarbonisasi.
Sebelumnya, bersama
dengan PTPN III, Pertamina NRE juga telah
menyelesaikan proyek penyediaan energi listrik berbasis energi terbarukan di
KEK Sei Mangkei, yaitu PLTBg berkapasitas 2,4 MW.
Masih di wilayah Sumatera Utara,
Pertamina NRE saat ini tengah mengoperasikan proyek operation & maintenance (O&M) PLTBg Kwala Sawit dan Pagar
Merbau dengan kapasitas 2x1 MW.
Proyek ini bekerjasama dengan PTPN II.
"Transisi menuju energi bersih
yang dilakukan Pertamina sejalan dengan konsep green economic zone KEK Sei
Mangkei," kata Dannif Danusaputro, Chief Executive Officer Pertamina NRE, yang dikutip Jumat (23/7/2021).
"Kami percaya aktivitas industri
dapat memberikan kontribusi besar bagi upaya dekarbonisasi yang pada akhirnya
akan tercapai tujuan pembangunan berkelanjutan, yaitu dengan penyediaan energi
bersih yang ramah lingkungan," imbuhnya.
Pertamina agresif melakukan transisi
energi sesuai rencana jangka panjangnya.
Sebagai bagian dari praktik environment, social, and governance
(ESG), Pertamina memiliki rasa tanggung jawab bersama masyarakat global untuk
menghambat dampak dari perubahan iklim melalui upaya penurunan emisi GRK.
Upaya agresif ini tampak dari target
yang ditetapkan Pertamina, yaitu sebesar 17 persen portofolio energi bersih di
tahun 2030. [dhn]