Ketika ditanyakan, Anjas mengaku pihak keluarga calon istrinya itu malah memaki-maki dan menunjuk ibu Anjas. Kemarahan itu dipicu karena keluarga Anjas tidak memberi kekurangan uang Rp 700.000 dari uang tambahan yang disepakati sebesar Rp 7 juta.
Karena tidak terima sang ibu dimaki, Anjas pun membatalkan pernikahan sehari sebelum acara itu digelar.
Baca Juga:
Kemensos Anggarkan Rp2 Triliun untuk Bansos di Sumatera Selatan Tahun 2025
"Aku marah lah (ibu ditunjuk-tunjuk) itu wong tuo aku," kata Anjas.
Menurut Anjas, tidak ada rasa sedih dan penyesalan dari wajah calon istrinya itu ketika pernikahan dibatalkan.
"Katek tejingok (nggak terlihat penyesalan) dari wajahnya, malah kadesnyo, aku ngomong dio ngebentak orang tua aku, dio ngomong ado emang aku ngebentak, dak katek raso penyesalan dio ngomong cakitu,"
Baca Juga:
Wawako Palembang Soroti Masalah Sampah, Minta DLH Segera Atasi Sampah Berserakan
Anjas mengaku sudah mengenal perempuan yang akan dinikahinya itu sejak setahun lalu. Selama ini, ia menjalin hubungan dari jarak jauh alias long distance relationship (LDR).
Untuk mengobati rasa rindu, Anjas dan kekasihnya itu berkomunikasi melalui telepon.
Selama itu, Anjas menilai kekasihnya itu orang baik dan sangat religius. Anjas pun sering membangga-banggakan kekasihnya itu kepada teman dan saudaranya.