WahanaNews.co | Tembok pembatas sekolah MTSN 19 Jakarta roboh sampai menewaskan tiga orang siswa.
Salah seorang karyawan sekolah, Sri Yatini pun memberikan kesaksian detik-detik kejadian tersebut.
Baca Juga:
Rehabilitasi Puluhan Gedung Sekolah di DKI Tahun 2024 Terancam Tidak Selesai
Sri Yatini mengatakan, awal mula hujan turun, anak-anak sudah mulai keluar untuk bermain.
Ia berdiri di sudut sekolah untuk memantau anak-anak yang bermain tersebut.
"Hujan deras besar, anak-anak keluar, lalu kami pantau nggak ada masalah," ungkap Sri pada wartawan, Kamis (6/10/2022).
Baca Juga:
Polres Nias Ringkus 5 Orang Komplotan Pembobol Sekolah, 3 di Antaranya Anak Bawah Umur
Sri mengatakan, sebelumnya dia dan para guru sudah memberitahu para siswa agar tidak berenang.
Sri juga membantu menyelamatkan barang-barang di Kantor Tata Usaha karena banjir sudah masuk ke dalam sekolah.
"Anak-anak sudah dilarang untuk berenang, sudah dilarang guru, karyawan, guru piket sudah larang keras. Begitu guru piket bilang jangan berenang, saya tinggal ke ruang TU karena saya menyelamatkan barang- barang di sana. Air sudah sedengkul," ujarnya.
Lalu setelah Sri menyelamatkan barang-barang di Kantor TU, dia merasakan seperti terjadi gempa. Awalnya ia tidak tahu menahu perihal tembok yang roboh.
"Begitu air masuk, langsung kaca pecah dan seperti di bawah kaki seperti terjadi gempa. Awalnya saya tidak tahu di belakang ruang guru terjadi tembok rubuh," tuturnya.
Sri mengaku sangat trauma atas kejadian tersebut. Sebab ia mendengar sendiri suara pecahan kaca akibat air banjir yang masuk dan robohnya tembok pembatas sekolah tersebut.
"Sangat trauma ya, saya dengar sendiri suara retakan kaca seperti gempa, sampai kami dan guru ucap 'Allahuakbar'. Dari arah kiblat kami seperti didorong air, saya bersama satu guru akhirnya keluar dengan memecahkan kaca juga," pungkasnya.
Peristiwa mengerikan terjadi di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 19 di Jagakarsa, Jakarta Selatan (Jaksel).
Sebanyak 3 siswa tewas akibat tertimpa tembok yang roboh di sekolah itu.
3 Siswa Tewas
Sebagaimana diketahui, Insiden tembok roboh di MTsN 19 Pondok Labu akibat diterjang banjir menewaskan tiga siswa dan melukai satu siswa. Kini, keempat korban tersebut dibawa ke Rumah Sakit Prikasih.
"Seluruh korban sedang dibawa ke Rumah Sakit Prikasih untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut," kata Kepala BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji dalam keterangannya, Kamis (6/10).
Tiga orang korban meninggal dunia bernama Dika, Dendis, dan Adnan. Selain itu, ada siswa yang mengalami luka bernama Aditya Daffa Luthfi.
Isnawa menyebut peristiwa tembok roboh di MTsN Pondok Labu itu terjadi sekitar pukul 14.50 WIB.
Peristiwa itu bermula saat hujan deras menyebabkan air gorong-gorong meluap dan menggenangi area MTsN 19.
Tembok itu roboh akibat tidak mampu menahan luapan air setelah hujan deras. Saat tembok roboh, beberapa siswa tengah bermain di taman sekolah. [rin]