WahanaNews.co | Dua orang tewas dan satu warga hilang akibat cuaca ekstrem yang melanda Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (29/6) pekan lalu.
Pemkab Timor Tengah Selatan menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari ke depan terhitung sejak Minggu (3/7).
Baca Juga:
Bibit Siklon 97W dan 99W Menguat di Utara, BMKG Ingatkan Gelombang Tinggi di Sejumlah Wilayah Laut
"Pemerintah daerah setempat telah menetapkan status tanggap darurat hingga 14 hari ke depan," kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan tertulis, Senin (4/7).
Cuaca ekstrem pada Kamis lalu terjadi sekitar pukul 23.00 WITA. Sejumlah wilayah di Timor Tengah Selatan diterjang angin kencang, banjir dan tanah longsor yang terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi berdurasi lama. Adapun wilayah terdampak yakni Desa Toineke di Kecamatan Kualin.
Abdul menyebut tanggap darurat diambil untuk mempercepat penanganan darurat terhadap warga terdampak. Pasalnya, imbas kejadian itu BPBD mencatat sedikitnya 100 rumah terdampak, enam rumah rusak berat, satu unit sekolah rusak berat termasuk lahan pertanian warga.
Baca Juga:
Dua Pekan Air Danau Toba Keruh Kecoklatan, Disinyalir Akibat Cuaca Ekstrem
Ketinggian debit air pada saat terjadi banjir berkisar antara 150 sentimeter. Warga terdampak pun memilih mengungsi ke rumah kerabat terdekat.
"Kejadian ini juga mengakibatkan dua warga meninggal dunia dan satu warga hilang," ucapnya.
Ia menyebut tim gabungan yang terdiri dari BPBD, TNI-Polri, Basarnas, Pemerintah Daerah, relawan dan masyarakat bekerjasama untuk melakukan manajemen darurat berupa pendataan dan pemantauan.