WahanaNews.co, Tapsel - Selain pendidikan, pekerjaan (pendapatan riil), kemandirian ekonomi, sosial budaya, pengelolaan lingkungan hidup, kelembagaan, dan infrastruktur, bidang kesehatan merupakan salah satu Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM), PT Agincourt Resources (PTAR).
Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) yang pada tahun 2022 menjadi wilayah dengan prevalensi balita stunting tertinggi di Sumatera Utara, yakni 39,4 persen atau 293 anak, menjadi salah satu penyebab PTAR memberikan perhatian khusus kepada masalah gangguan pertumbuhan pada anak ini.
Baca Juga:
Rehabilitasi Lahan Pasca Tambang, PTAR Tanam Ribuan Pohon dan Perluas Nursery
Menurunkan angka yang melonjak 8,6 poin dari 2021 yang sebesar 30,8 persen tersebut, beberapa langkah dilakukan. Salah satunya revitalisasi Posyandu di wilayah Kecamatan Batangtoru dan Muara Batangtoru.
"Penuntasan stunting melalui berbagai kegiatan ini telah kita mulai sejak tahun 2022 lalu, dengan fokus utama revitalisasi Posyandu," ujar Senior Manager Community PT Agincourt Resources, Christine Pepah, Rabu (13/12/2023).
Untuk tahun ini, sambung Christine, pihaknya menginisiasi Posyandu Terintegrasi, dan akan dilanjutkan dengan inisiasi Posyandu Prima pada tahun 2024. Ditargertkan, pada tahun 2025, telah terwujud Posyandu mandiri di Batangtoru dan Muara Batangtoru.
Baca Juga:
Mengembalikan Cahaya pada Mata dengan Operasi Katarak Gratis oleh Tambang Emas Martabe
Untuk menuntaskan problem stunting ini, PTAR secara aktif berkolaborasi dengan Pemkab Tapsel, Dinas Kesehatan Daerah dan Propinsi, tenaga ahli Synergy, Puskesmas, kepala desa, PKK desa dan kader desa serta masyarakat.
Kerja keras selama 2 tahun terakhir berbuah manis. Program Bapak Asuh Anak Stunting telah berdampak pada pengurangan jumlah anak stunting. Dari 32 anak suspect stunting, tujuh anak masuk kategori stunting setelah diperiksa kesehatannya. Tiga anak telah dinyatakan sehat, sisanya dalam tahap pendampingan.
"Selain itu, sejak Juni 2023, PTAR mendampingi 31 anak kurang gizi dari 12 desa di Kecamatan Batangtoru dan Muara Batangtoru. Dari 31 anak yang didampingi, 9 diantaranya sudah sehat," pungkas Christine.