WahanaNews.co | Ketinggian asap letusan Gunung Anak Krakatau (GAK) di Perairan Selat Sunda, sampai Minggu ini pukul 06.00 WIB, mencapai 1.500 meter. Sebelumnya, ketinggian asap mencapai 2.000 meter.
Kepala pos pemantau GAK di Pasauran Anyer Banten, Deni Mardiono, mengatakan, saat ini status Anak Krakatau kini waspada level II. Sehingga nelayan maupun pelaku pelayaran tidak boleh mendekati kawah gunung karena bisa membahayakan.
Baca Juga:
Dampak Erupsi Gunung Lewotobi, Bandara Bali Batalkan 90 Penerbangan Dalam Sehari
Mereka hanya diperbolehkan dua kilometer dari kawah gunung sehubungan terjadi erupsi hingga letusan tujuh kali dengan ketinggian asap 1.500 meter.
Saat ini, kata dia, ketinggian GAK di Selat Sunda 158 meter dari sebelumnya 338 meter.
Letusan erupsi GAK itu dengan hembusan berkisar antara 25 sampai 50 meter juga dengan amplitudo 0,5 - 42 mm, delapan kali vulkanik dangkal, tujuh kali hembusan dan tujuh kali letusan.
Baca Juga:
Peduli Erupsi Lewotobi, PT DLU Kolaborasi dengan BHS Salurkan Bantuan dan Evakuasi Warga
Namun, kata dia, letusan GAK itu tidak terekam mengeluarkan suara dentuman. "Saya kira letusan erupsi GAK kecil dan merupakan siklus periode empat tahunan," katanya menjelaskan.
Menurut dia, kegemparan vulkanik yang memicu peningkatan erupsi letusan GAK sebetulnya sudah terjadi sejak tanggal 3 Februari 2022.
Masyarakat diminta waspada dengan mengikuti anjuran yang dikeluarkan pemerintah daerah setempat.
Selain itu, masyarakat juga tidak mudah menerima informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan atau berita hoaks.
"Kita harus tetap waspada dengan meningkatnya kegemparan vulkanik GAK itu," katanya, dikutip dari Antara. [rin]