WAHANANEWS.Co, Jakarta - Dosen Kelompok Keahlian Petrologi, Vulkanologi, dan Geokimia FITB ITB itu memberikan penjelasan mengenai klasifikasi gunung api serta potensi ancaman gunung api dormant di Indonesia.
Melansir dari situs resmi ITB, Kamis (11/12/2025) dunia vulkanologi dikejutkan oleh letusan Gunung Hayli Gubbi di Ethiopia yang kembali aktif setelah tertidur lebih dari 12.000 tahun.
Baca Juga:
Pakar Ekonomi UGM: Bobibos Jangan Buru-buru Diedarkan, Belajar dari Blue Energy di ERA SBY
Fenomena langka ini kemudian menarik perhatian peneliti ITB, Mirzam Abdurrachman.
Mirzam menjelaskan secara umum gunung api dibagi menjadi tiga kategori, yakni aktif, dormant, dan padam (extinct). Namun, ia menekankan bahwa batasan ketiganya tidak selalu mudah ditentukan.
"Klasifikasi ini kadang membingungkan dan tidak mudah dipahami secara tegas, terutama terkait batasan waktunya," jelas Mirzam dikutip dari situs resmi ITB, Rabu (10/12/2025).
Baca Juga:
Kebocoran Pajak RI, Pakar Ungkap ada 5 Titik
Gunung api disebut aktif apabila pernah meletus sejak periode Holosen, sekitar 11.650 tahun terakhir.
"Ini tidak berarti gunung api tersebut harus meletus sekarang, tetapi menunjukkan bahwa sistem magmanya masih relatif aktif dan berpotensi menghasilkan erupsi," terangnya.
Kategori kedua adalah gunung api dormant, yakni gunung yang tidak meletus selama ribuan tahun tetapi masih memiliki potensi untuk kembali bangkit.