WahanaNews.co | Ketua Dewan Pengurus Daerah Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (DPD ASITA) Bali, Putu Winastra, tanggapi soal mafia visa Rp 5,5 juta untuk jalur cepat berwisata ke Bali.
Berbicara mengenai visa, terdapat agen yang khusus menjual visa, kemudian juga terdapat agen yang khusus meng-handle paket tour seperti ASITA.
Baca Juga:
Jokowi Dijadwalkan Kampanye di Bali untuk De Gadjah Hari Ini, 22 November
"Saya kira kalau agen visa ini menjual dengan harga mahal itu cuma etikanya kurang pas ketika kita mengharapkan wisman datang. Nah sebenarnya yang perlu kita cari tahu adalah kenapa orang berani berbuat seperti itu," kata dia kepada wartawan, Senin (21/2/2022).
Menurutnya, permasalahan tersebut berada pada hulu atau awal dari permasalahan tersebut.
Ia mengatakan, perusahaan travel yang diduga menjadi mafia tersebut merupakan hilir dari aturan-aturan untuk kedatangan wisatawan mancanegara yang terkesan “menjelimet”.
Baca Juga:
Cok Ace Soroti Praktik Curang Soal Isu Pariwisata di Bali
"Ketika orang menjual visa dengan harga tersebut, itu kan hilir ya sebenarnya yang dicari hulunya dulu. Kenapa orang berani menjual seperti itu? Karena menganggap aturan itu terlalu menjelimet sehingga orang mau sesuatu yang mudah tidak mau menjelimet akhirnya dia serahkan kepada agen visa itu untuk mengurus," tambahnya.
Dengan mengutus agen travel tersebut untuk mengurus visa, otomatis agen travel tersebut memerlukan biaya yang tinggi untuk itu.
Oleh karena itu, menurut pandangannya, permasalahan regulasi yang harus dipermudah, sehingga orang-orang tidak akan bermain.