WahanaNews.co | Masih saja ada desa yang belum memiliki infrastruktur penghubung. Alhasil, muncul inisiatif warga membangun jembatan, agar warga lainnya bisa beraktivitas. Namun, ada tarif yang dikenakan kepada warga yang ingin menggunakan jembatan penghubung tersebut.
Jembatan berbayar tersebut menjadi akses penghubung antara Desa Salujambu dan Desa Lawewe. Dua desa tersebut berada di Kecamatan Lamasi, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Baca Juga:
Pemprov Bengkulu Anggarkan Rp500 Miliar untuk Pembangunan Jalan dan Jembatan 2025
Warga di salah satu desa tersebut, yang enggan disebutkan identitasnya, menceritakan awal mula pembangunan jembatan berbayar tersebut. Pembangunan jembatan berbayar tersebut dilakukan karena warga Desa Salujambu dan Lawewe harus menyeberangi sungai.
"Dulu pakai perahu atau rakit, tapi kendalanya kalau ada apa-apa yang mendesak malam-malam, terus harus menyeberang, sementara penjaga rakit tidak di situ berjaga 24 jam. Akhirnya ada seseorang yang biasa dipanggil Pak Bakra berinisiatif menawarkan untuk membangun jembatan dengan uang pribadi, dan di setujui oleh warga Desa," kata LW saat berbincang dengan detikcom, Kamis (9/9/2021).
Biaya yang dikenakan ke warga yang ingin menyeberang itu digunakan untuk perawatan jembatan. Perawatan jembatan disebut dilakukan secara berkala.
Baca Juga:
Pria di Pekanbaru Nekat Panjat Jembatan Siak IV Gegara Sering Diomeli Istri
"Jembatan dikenakan biaya penyeberangan. Hasilnya, sebagian untuk biaya perawatan jembatan rutin tiap 3 bulan atau 5 bulan. Jembatan diperbaiki terkadang dengan biaya besar karena kerusakan berat," sebut LW.
Kepala Desa Tak Tahu Ada Biaya