WahanaNews.co | Dari
hari ke hari, kasus corona di Daerah Istimewa Yogyakarta atau DIY semakin
tinggi. Bed Occupancy Rate (BOR) di rumah sakit rujukan corona pun saat ini mencapai
75 persen. Menyikapi hal ini, Gubernur DIY Sri Sultan mempertimbangkan untuk
lockdown.
Baca Juga:
Fakta Mengejutkan dari Buku "The Untold Story": Indonesia Nyaris Jatuh ke Tangan Jamaah Islamiyah pada 1998
Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi menjelaskan setiap
pemimpin punya strategi termasuk Sri Sultan yang berencana lockdown DIY.
"Jadi ketika sejumlah upaya sudah dilakukan dan BOR meningkat,
kita harus sudah mulai warning dan mencegah, dan kita akan bahas sama-sama
dengan gubernur," ujar Heroe saat talkshow dengan MNC Trijaya Network
dalam acara bertajuk "Polemik Trijaya COVID Meradang Pasca Libur
Panjang", Sabtu (19/6).
Heroe mengatakan jika lockdown diterapkan maka memang perlu
menyiapkan waktu. Akan tetapi, lockdown akan jauh efektif jika diterapkan
nasional atau satu pulau.
Baca Juga:
Gempa M5,4 Guncang Selatan Jawa di Hari Peringatan Tragedi Yogyakarta 2006
"Tapi sebenarnya lockdown kalau tidak dilakukan secara
menyeluruh ya sama saja. Hanya Yogya saja, ya saat kita buka lagi sama saja. Harus
menyeluruh, entah nasional atau satu pulau," ujarnya.
Saat ini BOR di Kota Yogyakarta mencapai 85 persen untuk bed
ICU, dan bed isolasi BOR mencapai 69 persen.
"Jika dilihat dari BOR untuk kota Yogya, kamar ICU sudah
mencapai 85 persen, sedangkan untuk kamar isolasi 69 persen," katanya.
Sementara untuk shelter isolasi OTG di Rusunwa Bener telah
terpakai 84 persen. Pemkot pun tengah memperbaiki 12 kamar yang rusak untuk
menambah kapasitas.
"Artinya sampai saat ini masih tercukupi, meskipun
sudah cukup mengkhawatirkan. Sebab Kota Yogya sebagai ibukota provinsi yang
banyak rumah sakitnya menjadi rujukan dari kota-kota lainnya, maka otomatis
akan menanggung lonjakan kasus dari daerah sekitar. Kota Yogya ada 8 rumah sakit
yang menjadi rawat inap bagi COVID-19," ujarnya.
"Maka wacana lockdown Ngarsa Dalem Sultan HB X, adalah
warning keras bahwa kita harus menjalankan prokes secara serempak dan sungguh.
Kepada siapa pun dan di mana pun. Hanya itu yang bisa dilakukan untuk menghentikan
sebaran COVID-19," pungkasnya. [qnt]