WahanaNews.co, Sumedang - Warga Cibereum Wetan, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, merasa geram akibat asap yang ditimbulkan dari pembakaran sampah di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) yang menimbulkan dampak polusi udara untuk pemukiman sekitar.
Kondisi tersebut diketahui terjadi mulai 22 Juli 2023, dan hingga saat ini masih belum selesai.
Baca Juga:
Biaya Pengobatan Penyakit Pernapasan Akibat Polusi Udara Mencapai Triliunan Rupiah untuk BPJS
Kurang nya perhatian dari pihak terkait, dampak polusi dari pembakaran ini menimbulkan beberapa penyakit untuk warga sekitar, sehingga kerap memakan korban yang menyebabkan hingga dirawat di RSUD Sumedang.
Kepala Desa Cibeureum Wetan, Yuyu Andayu mengatakan, kondisi polusi udara yang disebabkan kebakaran tersebut, diduga akibat ulah dari pemulung sampah yang mencari paku dengan cara membakar sampah.
Sementara sampah yang sudah menjadi arang di dalamnya belum padam.
Baca Juga:
Tekan Polusi Udara, PLN UID Jakarta Raya dan Sudin Lingkungan Hidup Jakpus Gelar Uji Emisi Kendaraan Operasional
"Saya banyak menerima laporan dari warga yang sudah geram dengan adanya kejadian ini. Sebetulnya ini adalah sudah kejadian beberapa kali dan saya pun sudah membuat surat ke pihak terkait untuk TPAS ini ditutup, karena sudah tidak layak," ujarnya, Rabu (30/8/2023).
Yuyu juga memaparkan, dengan adanya penumpukan sampah baru ini, masalah tersebut tidak akan selesai.
"Soalnya dibawah kan sudah menjadi arang, harusnya ada perhatian lebih dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK). Kami sudah mengajukan surat permohonan kepada DLHK atas atensi dari Bapak Camat tetapi belum ada respon dari Pihak terkait hingga saat ini," terangnya.
Sementara itu, Kepala Dusun (Kadus) Otay, menambahkan, dengan kejadian ini banyak warganya yang terkena dampak dari asap pembakaran sampah.
Bahkan, ada yang terkena Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA) karena asap dan bau yang sangat menyengat. Tak hanya itu, ada juga yang terkena penyakit kulit dari debu akibat terbawa angin hingga ke pemukiman.
Bahkan, kondisi tersebut menyebabkan seorang balita sampai dirawat di RSUD Sumedang selama 5 hari karena terkena ISPA.
"Kemarin sudah dilakukan penyuluhan oleh Polsek dan Koramil untuk pemulung yang ada di lokasi. Itu salah satu bentuk upaya dari Pemdes Cibereum Wetan, tetapi belum ada respon dari DLHK. Harus nya kan ada perhatian lebih dari DLHK karena itu adalah tanggung jawab dari Lingkungan Hidup," katanya.
Otay juga menambahkan, Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir sempat melakukan pemantauan di awal menjadi Bupati saat itu.
Bupati sempat melihat lokasi dan mengatakan ingin mengadakan untuk pengolahan sampah.
"Tetapi hingga saat ini belum ada realisasi dari pak Bupati. Kalau tidak percaya, untuk para pejabat terkait, supaya merasakan apa yang kami rasa, lihat ke lokasi nya coba di sore hari," tuturnya.
[Redaktur: Sandy]