WahanaNews.co | Masyarakat di wilayah Jawa Barat diminta waspada.
Ada dua gunung berapi aktif yang bisa meletus tiba-tiba karena memiliki karakter seperti Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur.
Baca Juga:
Polisi Temukan Ladang Ganja di Hutan Curam Gunung Semeru, 2 Pelaku Ditangkap
Dua gunung api aktif di Jabar itu, yakni Gunung Tangkubanparahu di Kabupaten Bandung Barat (KBB) dan Papandayan di Kabupaten Garut.
Kepala Pelaksana BPBD Jabar, Dani Ramdan, mengatakan, masyarakat di sekitar Gunung Tangkubanparahu sebaiknya mewaspadai terjadinya letusan freatik yang bersifat tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala-gejala vulkanik yang jelas.
Masyarakat, pengunjung, wisatawan, dan para pendaki, menurut Dani, juga direkomendasikan agar tidak turun ke dasar Kawah Ratu atau mendekat ke kawah-kawah aktif lain Gunung Tangkuban Parahu.
Baca Juga:
Polres Lumajang Temukan Ratusan Tanaman Ganja di Lereng Gunung Semeru
"Warga juga tidak boleh menginap dalam kawasan kawah-kawah aktif yang ada di dalam kompleks Gunung Tangkubanparahu, terlebih ketika cuaca mendung dan hujan karena terdapatnya gas-gas vulkanik yang dapat membahayakan manusia," ujarnya kepada wartawan, saat dihubungi melalui telepon, Minggu (5/12/2021).
Kondisi serupa, ujar Dani, juga terjadi di Gunung Papandayan di Garut.
Masyarakat di sekitar Gunung Papandayan, pengunjung, wisatawan, dan pendaki juga tidak diperbolehkan beraktivitas dan menginap dalam kawasan bukaan kawah aktif yang ada di dalam kompleks Gunung Papandayan.
Yaitu, Kawah Baru, Kawah Emas, Kawah Nangklak, Kawah Manuk/Balagadama dalam radius 500 meter, serta ketika cuaca mendung dan hujan.
Masyarakat di sekitar Gunung Papandayan, pedagang, wisatawan, pendaki, dan pengelola wisata Gunung Papandayan juga harus mewaspadai terjadinya letusan freatik yang bersifat tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala-gejala vulkanik yang jelas.
Dani mengatakan, selain dua gunung api tadi, ada lima gunung api lain yang terus dipantau di Jabar.
Yakni Gunung Salak di Sukabumi dan Bogor; Gunung Gede di Cianjur, Bogor, dan Sukabumi.
Gunung Guntur di Garut; Gunung Galunggung di Tasikmalaya dan Garut; dan Gunung Ciremai di Kuningan dan Majalengka.
"Berdasar info dari Vulkanologi, sejauh ini dari tujuh gunung berapi aktif yang ada di Jabar statusnya masih aman semua," ujar Dani.
"Namun, untuk kesiapsiagaan, di setiap kabupaten atau kota di sekitar gunung berapi tersebut telah disusun rencana kontijensi," katanya.
Jalur Evakuasi
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik (Darlog), BPBD KBB, Asep Sulaeman, mengatakan, mitigasi bencana dan sosialisasi sudah mereka lalukan kepada masyarakat sesuai rekomendasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
"Kalau yang namanya gunung api pasti sama. Makanya kami sudah menyusun rencana kontijensi dan antisipasi dengan melakukan pemantauan sebagai langkah pencegahan," ujarnya, saat dihubungi wartawan, Selasa (7/12/2021).
Mereka, kata Asep, juga telah menyiapkan jalur evakuasi dan titik kumpul warga di ruang terbuka atau tanah lapang yang aman.
"Kalau langkah-langkah seperti itu memang sudah biasa dilakukan. Intinya, bagaimana caranya untuk meminimalisasi risiko bencana, artinya rencana kontijensi harus dilakukan," kata Asep.
Menurutnya, mitigasi bencana seperti itu memang perlu dilakukan, apalagi Gunung Tangkuban Parahu ini terakhir pernah mengalami erupsi pada tahun 2019 lalu.
Saat itu, Gunung Tangkuban Parahu sempat ditutup sementara bagi wisatawan.
Penutupan dilakukan karena terdapat gas vulkanik yang dapat membahayakan manusia dari dasar Kawah Ratu.
"Kalau terjadi kondisi darurat, memang langkah seperti itu yang harus diambil untuk meminimalisir risiko bencana," ucapnya.
Warga Kecamatan Lembang, Eko Setiono (42), mengaku khawatir saat mengetahui bahwa Gunung Tangkuban Parahu memiliki kesamaan letusan freatik dengan Gunung Semeru.
Gunung Semeru mengalami erupsi, Sabtu (4/12/2021), sekitar pukul 15.20 WIB.
Erupsi Gunung Semeru mengeluarkan lava pijar, suara gemuruh, serta asap pekat berwarna abu-abu.
Selain menimbulkan korban jiwa, erupsi juga mengakibatkan puluhan korban luka hingga sejumlah rumah warga rusak sedang hingga berat.
"Ya, pasti khawatir apalagi Lembang itu diintai juga dengan bencana gempa Sesar Lembang. Jadi, langkah-langkah mitigasi dari pemerintah daerah sangat penting," kata Eko.
Namun, Eko mengaku sedikit merasa tenang karena Gunung Tangkuban Parahu masih aman dan masih berstatus normal.
"Intinya kalau terjadi kondisi darurat, kita sebagai masyarakat harus menuruti rekomendasi dari instansi terkait. Kalau seperti itu pasti kita aman," ujarnya. [qnt]