Kehadiran Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi), Meutya Hafid, dijadwalkan memberikan pengarahan sekaligus pidato kunci dalam pengukuhan. Sementara itu, Wakil Menteri Komdigi, Nezar Patria, akan menjadi narasumber talkshow bersama Wakil Ketua Dewan Pers, Totok Suryanto, serta Ketua PWI Bidang Pendidikan, Agus Sudibyo.
Diskusi yang dimoderatori oleh Retno Pangesti itu akan mengangkat tema “Merawat Keadaban Bangsa di Tengah Desakan Epidemi Disinformasi dan Supremasi Kecerdasan Buatan.”
Baca Juga:
Akhmad Munir Umumkan Susunan Pengurus Lengkap PWI Pusat 2025–2030
Dalam arahannya, Ketua Umum PWI Pusat, Akhmad Munir, menekankan makna historis dari pelantikan di Monumen Pers.
“Pengukuhan pengurus PWI Pusat adalah menapak tilas lahirnya PWI pada 1946, di mana semangat persatuan menjadi roh perjuangan wartawan dalam berkontribusi memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia,” ujarnya.
Direktur Utama LKBN Antara itu juga menegaskan bahwa momentum ini menjadi saat yang tepat bagi PWI untuk kembali bersatu setelah melewati masa dualisme kepengurusan.
Baca Juga:
Cak Munir: PWI dan Dewan Pers Harus Bersama Perkuat Peran Pers Indonesia
“Demi menapak tilas sejarah bahwa PWI hadir meneruskan perjuangan pendiri bangsa. Menuju masyarakat adil, makmur, dan sejahtera,” katanya.
Monumen Pers Nasional sendiri dipilih sebagai lokasi pelantikan karena memiliki nilai historis yang kuat bagi dunia pers Indonesia.
Di gedung inilah, pada 9 Februari 1946, para tokoh pers dari berbagai daerah mendeklarasikan berdirinya PWI sebagai wadah persatuan wartawan. Sejak itu, Monumen Pers menjadi saksi perjalanan panjang pers Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan, demokrasi, dan kebebasan pers.