Dia mengatakan intervensi program pendidikan yang dilakukan menghasilkan dampak yang positif bagi peningkatan mutu pendidikan di sekolah-sekolah yang dilakukan pendampingan.
Sementara itu National Program Manager Program Organisasi Penggerak (POP)-WVI Hotmianida Panjaitan mengatakan pendampingan dilakukan WVI sebagai stimulasi dan memberikan dasar agar anak di daerah ini bisa berkembang menjadi pribadi yang utuh ke depannya.
Baca Juga:
Pertamina Patra Niaga Salurkan Bantuan ke 7 Posko Erupsi Gunung Lewotobi
"Rendahnya kemampuan literasi anak menjadi salah satu isu memprihatinkan dalam pendidikan dasar terlebih lagi jika bersamaan dengan kompetisi tenaga pendidiknya," katanya.
Ia mengatakan di Kabupaten Manggarai Timur anak hanya dapat membaca rata-rata 33 kata dengan benar per menit sedangkan standar anak di usia kelas 3 SD mestinya mampu membaca 80 kata per menit.
Selain itu, kompetensi tenaga pendidik di Sekolah Dasar masih jauh di bawah standar hanya 17,1 persen guru mengantongi sertifikasi di jenjang Sekolah Dasar (Neraca Pendidikan Indonesia, 2021).
Baca Juga:
Ketum Bhayangkari Juliati Sigit Prabowo, Salurkan Bantuan Untuk Pengungsi Erupsi Lewotobi
Dia mengatakan sejak tahun 2021, WVI bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Program Organisasi Penggerak (POP) berhasil meningkatkan kapasitas 475 guru dan 59 Kepala Sekolah tentang metode dan teknis pembelajaran literasi menggunakan modul Wahana Literasi.
Ia mengatakan para guru telah ditingkatkan kapasitas dalam merancang dan membuat pembelajaran di kelas yang menyenangkan, juga lingkungan kelas yang mendukung dan alat permainan edukatif (APE) dari material lokal.
"Sedangkan pelatihan manajemen, kepemimpinan dan pembuatan program sekolah menjadi fokus untuk para kepala sekolah dampingan dan pengawas sekolah untuk mendorong program literasi di sekolah," tutup Hotmianida Panjaitan.