Untuk bisa ke Medan, harus melewati jalur laut semalaman dari Gunungsitoli ke Sibolga, lalu sekitar 8 jam naik kendaraan dari Sibolga ke Medan. Naik pesawat, tentu sangat mahal. Pulang pergi sekitar Rp 2,5 juta. Belum lagi biaya penginapan.
Tentu tidak mudah bagi anak kampung menembus belantara Kota Medan, terutama yang tidak punya keluarga atau kenalan.
Baca Juga:
Lakukan Uji Petik Penggunaan Dana PMN, Kementerian BUMN dan PLN Tinjau Listrik Desa di Kepulauan Nias
Selain itu, berbagai program bantuan pendidikan untuk kalangan tidak mampu, belum banyak dinikmati oleh anak-anak Nias, baik KIP Kuliah atau Program Indonesia Pintar. Padahal bantuan pendidikan tersebut sangat dibutuhkan oleh anak-anak Nias dari kalangan tidak mampu.
Empat kabupaten di Kepulauan Nias itu bertahun-tahun menyandang status daerah tertinggal.
Berdasarkan data statistik, 4 kabupaten di Kepulauan Nias berada di peringkat teratas dalam hal tingkat kemiskinan dari 33 kabupaten/kota di Sumatera Utara.
Baca Juga:
Kementerian BUMN dan PLN Lakukan Uji Petik Penggunaan Dana PMN Listrik Desa di Kepulauan Nias
Keterpurukan di bidang pendidikan, menjadikan Nias tidak cepat bangkit dari status sebagai daerah tertinggal dan termiskin.
Mengamati keadaan tersebut, sehingga ia mengambil keputusan ingin bertemu ke Menteri Kemendikbudristek dan Presiden Joko Widodo dengan naik motor dari Nias ke Jakarta dengan membawa sebuah misi besarnya yakni "ke Istana Negara dan bertemu Menteri Nadiem Makarim dan Presiden untuk memperjuangkan keadilan di bidang pendidikan bagi anak-anak di Kepulauan Nias."
[Redaktur: Zahara Sitio]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.