WahanaNews.co | Berkat program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA), impian Ezri Trifena Oraple, mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Pendidikan Muhammadiyah (Unimuda) Sorong, Papua Barat Daya untuk bisa kuliah di luar negeri dapat terlaksana.
Ezri, sapaan akrabnya, merupakan satu dari ribuan mahasiswa yang berhasil lolos seleksi untuk menjadi peserta Program IISMA Angkatan 3 tahun 2023.
Putri asli Papua kelahiran Sorong, 17 Agustus 2003 ini berhasil mendapatkan kesempatan untuk belajar selama satu semester di University of Padova, Italia.
IISMA merupakan salah satu program implementasi kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang telah berhasil memberikan dampak nyata dalam menghadirkan inovasi pembelajaran yang bisa diikuti oleh mahasiswa di seluruh Indonesia.
Baca Juga:
Langkah Pengamanan Menjelang Pilkada Serentak, Asistensi Operasi Damai Cartenz di Intan Jaya
Dampak nyata yang sudah dirasakan dari pelaksanaan Program IISMA salah satunya adalah waktu tunggu untuk para alumni program ini yang mendapatkan pekerjaan lebih baik dan lebih cepat ketika mereka lulus.
Waktu tunggu alumni IISMA mendapatkan pekerjaan setelah lulus kuliah hanya sekitar 0,3 bulan (rata-rata nasional 4 bulan) dengan gaji pertama sebesar 1,88 kali Upah Minimum Provinsi (rata-rata nasional 0,72 kali kali UMP).
Dengan memberikan kesempatan belajar di perguruan tinggi luar negeri terkemuka selama satu semester.
Profil Ezri Trifena Oraple
Baca Juga:
Denisovan, Manusia Purba yang Kuat: Jejak DNA-nya Masih Hidup di Orang Papua
Lahir dan besar di Sorong, Ezri yang tumbuh di tengah keluarga yang sangat sederhana memiliki cita-cita untuk menjadi seorang polisi wanita (polwan).
Namun, takdir berkata lain yang mengarahkan Ezri untuk masuk ke dunia pendidikan dengan berkuliah di Unimuda dan menempuh program studi pendidikan bahasa inggris.
“Meskipun bercita-cita sebagai polwan, saya sejak sekolah dasar (SD) sudah jatuh cinta dengan pelajaran bahasa inggris. Waktu itu, fasilitas pendukung di sekolah masih kurang sehingga selain belajar di kelas, saya juga mendengarkan musik berbahasa inggris dan mencatat kosa kata penting untuk selanjutnya saya praktikkan secara mandiri di depan cermin,” ungkap Ezri, Minggu (11/6/2023).
Adanya kekurangan dalam fasilitas penunjang pendidikan ketika sekolah dulu kemudian menjadi motivasi bagi Ezri untuk di kemudian hari memiliki ilmu dan pengalaman yang cukup.
Hal ini agar dapat berkontribusi bagi peningkatan kualitas pendidikan di tempat tinggalnya.
Bak gayung bersambut, motivasi tersebut didukung dengan hadirnya kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mengikuti berbagai kegiatan pembelajaran berbasis minat di luar kelas, salah satunya adalah Program IISMA.
“Saya sudah sangat tertarik untuk bergabung dengan IISMA sejak tahun pertama saya masuk perkuliahan. Namun, saya tahu bahwa seleksinya sangat ketat dan oleh sebab itu saya harus melakukan banyak persiapan untuk tidak hanya mendaftar, tapi juga agar bisa lolos seleksi,” bebernya.
Salah satu persiapan yang Ezri lakukan adalah dengan mengikuti kelas perkuliahan di perguruan tinggi lain melalui Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM). Ketika mengikuti program ini di tahun 2022, ia berkesempatan untuk belajar selama satu semester di Universitas Negeri Malang (UM).
Selama berkuliah di UM, Ezri menghadiri kelas dan diajarkan langsung oleh dosen yang berasal dari luar negeri.