Ajang WUDC pertama kali dilaksanakan di Glasgow, Skotlandia pada 1981 dan sudah berlangsung selama 43 tahun.
Lomba debat WUDC menggunakan format debat Parlemen Inggris. Tim mahasiswa Indonesia harus melewati sembilan babak penyisihan.
Baca Juga:
Fokus Pada Layanan Perbankan untuk Sektor Edukasi, Bank Muamalat Gandeng UNS dan UNY
"Alhamdulilah adik-adik berhasil menyelesaikan sembilan babak penyisihan. Salah satu tim mendapatkan penghargaan performa terbaik Alfred Tuna Snider Memorial Award," ujar pembina, Rachmat Nurcahyo dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Menurut Rachmat, tidak mudah untuk menjadi tim yang namanya disebutkan di WUDC serta lolos babak semifinal.
"Kami bangga walaupun lelahnya luar biasa," ungkap Rachmat.
Baca Juga:
Polda DIY Tangkap Seorang Mahasiswa Tersangka Penyebar Hoaks di Kampus UNY
I Kadek Dwi Arya Divananda, salah satu perwakilan membagikan tips untuk mahir dalam debat. Menurutnya wajib ada konsistensi.
"Untuk mencapai sebuah prestasi dibutuhkan pengorbanan dan perjuangan. Jadi untuk selalu maju ke depan kita wajib konsisten," tegasnya.
Sementara, Joceline Tay mengaku sangat bersyukur bisa meraih prestasi hingga tingkat internasional. Dia menyebut memperoleh pengalaman baru dengan bertemu tema serta juri dari berbagai negara.