WahanaNews.co | Disiplin fisik terhadap anak-anak yang dilakukan oleh orang tua atau pengasuh dapat membahayakan kesehatan mental anak, bahkan cenderung mengarah ke perilaku agresif.
Pernyataan ini disampaikan oleh Kim I. Mills, psikolog anak dilansir dari rilis berita American Psychological Association, Senin, 11 September.
Baca Juga:
Waspadai Orang Manipulatif, Kenali Tanda dan Trik Manipulator di Sekitar Kita
Sebaliknya, bentuk disiplin yang mendorong anak berperilaku positif. Terbukti dapat meningkatkan komunikasi yang saling menghormati dan mengajarkan penyelesaian konflik secara kolaboratif.
Penelitian menunjukkan bahwa disiplin fisik tidak efektif dalam mencapai tujuan jangka panjang orang tua, yaitu mengurangi perilaku agresif dan menantang pada anak-anak.
Penelitian mengenai dampak buruk yang terkait dengan disiplin fisik menunjukkan bahwa manfaat jangka pendek yang dirasakan dari disiplin fisik tidak lebih besar daripada kerugian dari bentuk disiplin ini.
Baca Juga:
Psikolog Sebut Hukuman Fisik Bukan Cara Tepat Perbaiki Perilaku Anak
Penelitian tersebut mencatat bahwa anak-anak belajar dari perilaku yang dicontohkan oleh orang tua mereka.
Dan oleh karena itu disiplin fisik dapat mengajarkan praktik penyelesaian konflik yang tidak diinginkan. Terdapat juga bukti bahwa disiplin fisik yang dilakukan oleh pengasuh dapat meningkat menjadi kekerasan fisik.
“Penggunaan hukuman fisik terhadap anak-anak telah menurun di Amerika Serikat selama 50 tahun terakhir,” ujar kepala penelitian, Rosie Phillips Davis, PhD.
“Kami berharap resolusi ini akan membuat lebih banyak orang tua dan pengasuh menyadari bahwa bentuk disiplin lain selain disiplin fisik bisa jadi efektif dan bahkan lebih mungkin menghasilkan perilaku yang mereka ingin lihat pada anak-anak,” imbuh Davis.
Meskipun ada keyakinan bahwa disiplin fisik adalah cara efektif menghilangkan perilaku anak yang tidak diinginkan atau untuk mendorong anak mematuhi permintaan orang tua, sayangnya tidak ada bukti ilmiah yang konsisten bahwa disiplin fisik membuat anak-anak cenderung menghentikan perilaku yang tidak diinginkan.
“Penelitian malah menunjukkan bahwa disiplin fisik tidak lebih baik dibandingkan metode disiplin lainnya, juga tidak meningkatkan hasil positif yang dicari orang tua, seperti pengembangan hati nurani atau perilaku dan pengaruh positif,” jelas Davis.
Sebaliknya, menggunakan kekerasan fisik untuk mendisiplinkan anak justru dapat meningkatkan masalah perilaku pada anak.
Meskipun perbedaan budaya dan agama dalam sikap dan keyakinan mengenai disiplin fisik mungkin berkontribusi terhadap penggunaan disiplin fisik, menurut penelitian, dampak buruknya tetap sama.
Keterampilan mengasuh anak yang positif seperti mencontohkan perilaku teratur, komunikasi yang saling menghormati, dan penyelesaian konflik secara kolaboratif.
Lebih mungkin menghasilkan perilaku yang diinginkan dan menumbuhkan lingkungan keluarga yang lebih positif dan mendukung.
[Redaktur: Zahara Sitio]