WahanaNews.co | Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengajak industri khususnya di bidang teknologi bisa terlibat secara aktif mengadakan acara ataupun program bagi para pelajar seperti murid-murid di sekolah menengah agar bisa memiliki sikap adaptif.
Demikian disampaikan oleh Plt. Direktur SMA Kemendikbudristek Winner Jihad Akbar.
Baca Juga:
Dukung Industri Berkelanjutan, Balai Kemenperin di Ambon Miliki Lab Uji Terakeditasi
"Langkah ini selaras dengan kebijakan kita bahwa pendidikan itu bukan hanya tanggung jawab pemerintah tapi kita ingin membentuk ekosistem yang peduli terhadap pendidikan. Sehingga gerakannya bukan hanya dari pemerintah, bukan dari cuma sekolah, tapi juga dari industri itu sangat dibutuhkan," katanya di Jakarta, Kamis (11/05/2023).
Pria yang akrab disapa Jihad itu mengatakan sebenarnya Kemendikbudristek telah menghadirkan banyak program baru untuk menumbuhkan karakter adaptif di tengah-tengah percepatan transformasi digital.
Salah satunya dengan menghadirkan Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum pendidikan terbaru pada 2022.
Baca Juga:
Kemenperin Buka Peluang Kerja Sama Lebih Lanjut dengan Provinsi Kampung Halaman Wuling
Kurikulum itu memberikan para tenaga pendidik keleluasaan dalam menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar peserta didik.
Para peserta didik diajak untuk lebih aktif dan mengasah kompetensinya melalui Projek bernama Profil Pelajar Pancasila yang fokusnya mengajak anak bisa adaptif, kreatif, berpikir kritis, dan memiliki semangat kolaborasi.
Kurikulum merdeka tersebut, menurut Jihad, akan semakin optimal ketika industri bisa ikut aktif mengajak para pelajar di sekolah menengah mengikuti kegiatan yang tujuannya memecahkan masalah di masyarakat secara nyata.
Maka dari itu sejak adanya Kurikulum Merdeka, saat ini Kemendikbudristek membuka pintu kerja sama bagi para pelaku di industri untuk menjadi mitra pembangunan.
Mitra Pembangunan ialah program pelibatan masyarakat terkhusus dari para pelaku industri untuk bisa membagikan pengalaman dan mengajak dunia pendidikan mengenal praktik kerja di dunia nyata sehingga harapannya kesenjangan keterampilan yang terjadi di antara dunia pendidikan dan industri bisa lebih diminimalisir.
"Saya harap harap program ini bisa menjadi solusi membekali anak-anak generasi muda. Lewat program-program ini harapannya kita bisa menciptakan iklim kolaborasi dan generasi muda bisa berkarya bersama-sama," tutupnya dikutip Antara. [Tio]