Sementara saat ini, rata-rata tenaga pelatih baru S2 dan S1. Kemudian juga soal daya serap industri pun tidak sebanding dengan jumlah lulusan. Kalau lihat database tiap tahun ada 1,8 juta lulusan perguruan tinggi diploma dan sarjana.
Jadi daya serap dunia usaha dan industri rata-rata hanya 300-400 ribu, sisanya rata-rata tidak sesuai dengan kompetensi.
Baca Juga:
SMKN 1 Lumut Bertransformasi Menjadi BLUD, Siap Kembangkan Teaching Factory
"Oleh karena itu, disinilah peran vokasi menjadi sangat penting untuk pengembangan kemampuan diri yang sesuai kompetensi yang dibutuhkan. Jadi perlu ada kerja sama antara dunia usaha dan industri untuk demand and suplay,” tegasnya.
Dunia usaha dan industri menjelaskan pada dunia pendidikan mengenai jumlah kebutuhannya. Jumlah itu kemudian difokuskan pada bidang yang diperlukan.
Kebutuhan tersebut kemudian disampaikan ke dunia pendidikan dalam hal ini Kemendikbud dan diserahkan kepada dunia pendidikan untuk mensuplai sehingga mencetak jumlah yang tidak jauh dari kebutuhan tersebut.
Baca Juga:
Tanpa Kolaborasi dengan Industri, Pendidikan Vokasi Tidak akan Sukses
“Sehingga SMK dan poltek bisa kerja langsung dengan dunia usaha. Karena kan tujuan pendidikan vokasi adalah terserap dunia kerja. Konteksnya 70 persen terserap di dunia kerja,” katanya.
Yang bisa dilakukan pemerintah adalah kerja sama dengan berbagai pihak misalnya dengan dunia usaha, kementrian, KADIN, HIPMI dan lainnya. Semua pihak harus bicara soal demand dan suplai yang dibutuhkan kemudian melakukan link and match mengenai kebutuhan skill apa yang diperlukan.
“Pengajaran apa yang dibutuhkan. Jangan mengajarkan di dunia vokasi sesuatu yang tidak dibutuhkan di sektor industri atau dibawah kualifikasi. Untuk kurikulumnya yaitu dengan teaching factory yang sesuai dengan kebutuhan industri. Kurikulum sesuai dengan kebutuhan factory sehingga siswa sudah terbiasa dengan terbiasa factory,” pungkasnya. [Tio/Ant]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.