WahanaNews.co | Sebuah kabar gembira datang dari ibu Kota Negara (IKN) untuk dunia pendidikan kita.
Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi dari Otorita Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Agung Wicaksono mengatakan bahwa universitas bergengsi dari Amerika Serikat, Stanford University, berencana berinvestasi di ibu kota baru dengan mendirikan sekolah keberlanjutan.
Baca Juga:
Destinasi Hits Terbaru Indonesia, 5.000 Wisatawan Serbu IKN Setiap Hari
Universitas internasional tersebut telah menyampaikan lewat letter of intent (LoI) kepada Otorita IKN.
OIKN mengungkapkan bahwa LoI pembangunan sekolah berkelanjutan atau Stanford Doerr School of Sustainability di IKN Nusantara dari Stanford University Amerika Serikat sebagai terobosan dalam sektor pendidikan. “Iya jadi terobosan untuk sektor pendidikan,” ujar Deputi Pendanaan dan Investasi OIKN Agung Wicaksono di Jakarta, Senin (18/9/2023).
Selain itu, Agung mengatakan bahwa langkah ini juga didukung para alumni kampus internasional tersebut di Indonesia seperti Rachmat Kaimuddin, Pandu Sjahrir, dan Anindya Bakrie.
Baca Juga:
Prabowo Lantik Basuki Hadimuljono sebagai Kepala OIKN
OIKN tentunya menyambut terbuka terkait hal ini dan juga menyampaikan apresiasi kepada para putra bangsa yang memiliki komitmen dan perhatian terhadap IKN Nusantara.
Diketahui bahwa OIKN telah menandatangani LoI dengan Stanford Doerr School of Sustainability pada Jumat, 8 September 2023 lalu.
Bambang Susantono, Kepala OIKN, menyambut dengan antusias surat minat (LoI) tersebut dan menantikan hasil positif dari kolaborasi penelitian mendatang.
Penandatanganan surat ini menunjukkan langkah maju dalam pembangunan IKN, terutama dengan keterlibatan sebuah universitas bertaraf internasional di IKN.
Dari sisi lain, Dekan Stanford Doerr School of Sustainability, Arun Majumdar, mengungkapkan kekagumannya terhadap progres pembangunan IKN.
Arun merasa terhormat dan gembira dapat berpartisipasi dalam proyek ambisius ini.
Ia memilih Indonesia karena negara ini memiliki peran kunci dalam transisi global menuju emisi rendah, dengan komitmen mencapai emisi nol pada tahun 2060.
Kolaborasi ini memposisikan Nusantara sebagai titik referensi dalam mengembangkan metode perkotaan berkelanjutan dan menjadi model yang mungkin diadopsi oleh negara-negara di Asia Tenggara.
[Redaktur: Zahara Sitio]