"Allah Subhanahu Wa Ta'ala tidak membuat produk gagal. Setiap manusia punya keistimewaan, sedangkan Kurikulum Merdeka ini memberikan ruang seluas-luasnya kepada peserta didik untuk tumbuh dan berkembang sesuai fitrahnya," jelas Zulkifli Anas.
Perbedaan dengan kurikulum sebelumnya, kata dia, materi dikurangi agar guru memiliki waktu yang lebih luas dalam menyampaikan pembelajaran yang bermakna.
Baca Juga:
Kemendikbudristek Siap Identifikasi 9 Kerangka Tentara Jepang Korban PD II di Biak
Sedangkan administrasi juga disederhanakan, supaya guru tidak membuang banyak energi hanya untuk mengurusi administrasi.
Melalui penerapan Kurikulum Merdeka, lanjutnya, diharapkan tidak ada siswa yang berhenti sekolah gara-gara dilabeli anak bodoh atau memiliki nilai akademik yang rendah.
Sementara itu Anggota Komisi X DPR RI Kiai Rojih Ulbab Maimoen mendukung implementasi Kurikulum Merdeka yang menjadi kebijakan Kemendikbudristek, karena sebelumnya para ilmuan maupun ulama juga menerapkan model pembelajaran yang hampir sama, sehingga menghasilkan generasi penerus yang berkompeten di bidang masing-masing.
Baca Juga:
Kemendikbudristek Siapkan Anggaran Rp14,69 Triliun untuk Program KIP Kuliah 2025
"Melalui Kurikulum Merdeka membuat kebebasan dan selaras dengan ajaran Islam bahwa tanda keislaman seseorang ketika meninggalkan apa yang tidak memberi manfaat, sedangkan yang bermanfaat ditekuni dan dipelajari," tutupnya.
[Redaktur: Zahara Sitio]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.