WahanaNews.co | Sebanyak 451 guru profesional program Pendidikan Profesi Guru (PPG) FITK UIN Jakarta dikukuhkan.
Rektor UIN Jakarta Asep Saepudin berpesan agar guru mendidik dengan berorientasi pembangunan karakter peserta didik, menjadi figur postif bagi anak didik, dan memahami tugas guru sebagai ladang dedikasi kebaikan.
“Saya menyampaikan selamat kepada Bapak Ibu semua yang telah melewati masa pendidikannya sehingga berhasil menjadi guru profesional,” ucap Asep dikutip dari laman uinjkt.ac.id, Senin (08/05/2023).
Guru profesional yang dilantik merupakan pendidik guru Pendidikan Agama Islam atau madrasah berbagai daerah.
Baca Juga:
Pengacara Guru Supriyani Tak Puas Kapolsek Dicopot, Kini Bidik Aipda WH
Mereka berhasil melewati program PPG FITK UIN Jakarta bekerja sama dengan Ditjen Pendis Kementerian Agama RI.
Asep juga mengingatkan guru mendidik murid dengan lebih menekankan pembangunan karakter dan semangat mereka, termasuk selalu memberikan apresiasi positif.
Berkaca pada masa kecilnya saat belajar di bangku sekolah dasar, Asep mengenang guru sebagai pendidik yang menyenangkan dengan tidak semata menekankan penguasaan seluruh materi pelajaran.
“Guru-guru memperlakukan kami tidak dalam konteks materi,” kenang dia.
Asep menuturkan sebagai murid, guru-guru semasa dirinya menempuh studi di SD dan SMP hampir tidak pernah bersikap keras dengan memarahi murid.
Baca Juga:
Diduga Siswi Disabilitas Dilecehkan Guru SLB, Keluarga Lapor Polisi
Selain belajar, justru guru banyak bersikap menyenangkan dengan mengajak murid bernyanyi, membuat kerajinan anyaman, atau aneka permainan lain.
“Artinya, Bapak Ibu harus ingat melihat anak didik bukan dalam konteks kemampuan materi, bukan memperlakukan seberapa materi yang ia bangun. Tapi Bapak Ibu bertugas untuk membangun karakter, semangat, dan memberikan apresiasi,” papar dia.
Asep menyebut model pendidikan seperti itu sebetulnya tidak jauh berbeda dengan model pendidikan Finlandia di mana pendidikan karakter lebih diutamakan. Sehingga, materi belajar siswa hanya berisi kelas cerita, mendongeng, bermain, dan tidak semata materi ajar.
“Maka artinya, Bapak Ibu harus kembangkan kompetensi-kompetensi yang tidak semata kepada kompetensi profesional, tapi juga kompetensi sosial, dan kompetensi spiritual siswa,” tutur dia.
Asep mengatakan seorang pendidik juga harus selalu mengapresiasi siswanya dengan tidak menyampaikan ucapan-ucapan merendahkan. Sebab, masing-masing anak memiliki keunikan kompetensinya sendiri.
“Semua punya kompetensi,” tegas dia.
Asep juga mengingatkan agar guru menjadi figur positif dengan menjaga perilaku di depan murid. Hal ini penting mengingat guru mendapatkan amanat agama dan negara untuk mendidik dan menyiapkan generasi masa depan.
Terakhir, Asep mengajak guru memaknai profesi mereka sebagai ladang untuk memperbanyak dedikasi dan kebaikan bagi generasi bangsa. “Bukan mengejar materi semata tapi seberapa banyak dedikasi dan kebaikan. Insyaallah sebagai guru, Bapak Ibu akan masuk surga karena doa mereka,” tutur dia.
Sementara itu, Dekan FITK Siti Nurul Azkiyah mengungkapkan program PPG FITK UIN Jakarta tahap ketiga di 2023 berhasil meluluskan 451 guru profesional.
Jumlah ini setara dengan 82,60 persen tingkat kelulusan dari total peserta pendidikan profesi sebanyak 535 orang guru.
“Hari ini, 451 peserta berlatar belakang guru PAI dan madrasah, alhamdulillah dikukuhkan sebagai guru profesional setelah mengikuti serangkaian pelatihan PPG dan menyelesaikan ujian dengan baik,” papar dia.
Azkiyah menekankan guru merupakan aktor penting dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, daya juang, kompetensi dan daya kritis generasi muda Indonesia.
“Di pundak Bapak Ibu, anak-anak kita dan orang tua seluruh Indonesia berharap Bapak Ibu semua memfasilitasi anak-anak belajar dengan cara yang menyenangkan dan efektif,” tutur dia. [Tio]