WahanaNews.co | Seorang siswa madrasah kembali menorehkan prestasi menbanggakan.
Mochammad Annas Firmansyah, siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Jembrana Bali ini diterima di empat perguruan tinggi top luar negeri sekaligus.
Baca Juga:
Edy Rahmayadi Kampanye Akbar di Labura: Fokus pada Pendidikan, Kesehatan, dan Infrastruktur
Keempat perguruan tinggi tersebut, ialah University of Toronto, University of British Columbia, Monash University, dan University of Western Australia.
Sebelumnya, siswa kelas XII IPA ini ditolak Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) lewat Jalur Prestasi Penelusuran Bibit Unggul Berprestasi (PBUB).
Beruntung, Annas lolos melalui program Beasiswa Indonesia Maju (BIM) yang diselenggarakan Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek).
Annas mengikuti seleksi sejak Maret 2022. Setelah lolos seleksi administrasi dan prestasi, Annas melaju ke seleksi wawancara dan substansi.
Baca Juga:
Pj Wali Kota Madiun Resmikan Sekolah Terintegrasi untuk Peningkatan Kualitas Pendidikan
Pada tahap ini, Annas menilai esai mengenai teknologi pemerataan distribusi air menggunakan Kartu Keluarga (KK).
"Indonesia ada di garis katulistiwa, sering kekeringan dan banjir. Saya ingin membuat alat yang membantu setiap orang mendapatkan pemerataan jatah air dengan menggunakan KK," kata Annas dalam keterangan tertulis, Kamis (18/05/2023).
Selain esai yang menarik, prestasi di sekolah menjadi salah satu alasan Annas lolos seleksi BIM.
Dia pernah menjuarai Olimpiade Sains Nasional (OSN) Bidang Biologi Tahun 2022, Kompetisi Sains Madrasah Bidang Biologi Tahun 2022, Water Is Life Conference 2022, dan Gold Medal Youth International Science Fair 2022.
Annas sempat bingung memilih satu dari empat kampus luar negeri itu. Meski, seluruh kampus memiliki jurusan terkait biologi. Namun, hanya University of British Columbia yang memiliki jurusan Forest Bioeconomy Sciences and Technology.
"Sebenarnya semuanya relate. Setelah mengobrol dengan orang tua, Indonesia kan mengejar generasi emas 2045, jadi harus yang aplikatif. Ini juga berpengaruh pada SDGs. Jadi yaudah pemanfaatan hutan, jadi lebih relate dengan kebutuhan masa depan," pungkas penyuka anime ini.
Annas menyebut kunci keberhasilannya tak lepas dari peran orang tua dan sekolah yang mendukungnya melalui seluruh proses seleksi Beasiswa Indonesia Maju.
Pasalnya, dia mesti mengorbankan jam sekolah untuk mengikuti seleksi dan program persiapan.
"Kalau ada webinar atau tugas yang sangat urgen, ngomong ke guru. Didukung penuh sama Waka Kurikulum. Juga, selama pembinaan Bahasa Inggris, kan acaranya sore, jadi harus stay di laboratorium kursus sampai jam 8 malam," kata dia.
Annas membagikan tips lolos beasiswa kepada siswa lain.