WahanaNews.co | Dunia pendidikan Indonesia tercatat mengalami beberapa kali perubahan kurikulum pendidikan setelah kemerdekaan hingga berupa Kurikulum Merdeka saat ini.
Ada banyak faktor yang membuat terjadinya perubahan kurikulum pendidikan di Indonesia mulai dari sistem politik, sosial budaya, ekonomi, hingga perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Baca Juga:
Realisasi Anggaran Pendidikan Hingga Oktober 2024 Capai Rp463,1 Triliun
Proses penyempurnaan kurikulum itu diklaim untuk membuat dunia pendidikan nasional selangkah lebih maju dan bisa mengejar pendidikan negara lain.
Bagaimana proses perubahan kurikulum pendidikan di Indonesia dari masa ke masa, berikut ini dirangkum dari berbagai sumber seperti dimuat oleh Sindo:
1. Kurikulum 1947
Baca Juga:
Simak Perbedaan dan Persamaan Sistem Pendidikan Indonesia dengan Negara Lain
Kurikulum ini menjadi yang pertama sejak Indonesia merdeka, perubahan arah pendidikan lebih bersifat politis sebab saat itu adalah masa di mana penjajah masih berada di NKRI.
Dikenal dengan istilah rencana pelajaran 1947, kurikulum ini menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia yang merdeka, berdaulat, dan sejajar dengan bangsa lain.
2. Kurikulum 1952
Kurikulum ini merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya dengan merinci setiap pelajaran sehingga dinamakan rencana pelajaran terurai 1952.
3. Kurikulum 1964
Istilah kurikulum ini adalah ‘rencana pendidikan 1964 ‘, pemerintah menginginkan agar rakyat mendapatkan pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD.
Pembelajaran dipusatkan pada program pancawardhana yaitu pembangunan moral, kecerdasan emosional, dan artistik.
4. Kurikulum 1968
Merupakan kurikulum pertama di masa orde baru yakni di masa pemerintahan Soeharto yang dimaksudkan untuk menggantikan rencana pendidikan 1964.
Fokus pada kurikulum ini lebih berotasi pada pelaksanaan undang-undang 1945 secara murni membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat secara fisik dan jasmani.
5. Kurikulum 1975
Kurikulum ini menganut sistem pendekatan PPSI atau prosedur pengembangan sistem instruksional.
Mengadopsi sistem MBO atau management by objective yang dikenal pada saat itu mewujudkan pendidikan yang efisien dan efektif.
6. Kurikulum 1984
Kurikulum ini mengusung pendekatan CBS atau cara belajar siswa aktif yaitu dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan hingga melaporkan.
7. Kurikulum 1994
Kurikulum ini menjadi upaya pemerintah dalam memadukan kurikulum yang ada sebelumnya.
Namun pada prakteknya, proses pembelajaran ini belum menemui hasil, bahkan mendapatkan kritikan dari berbagai pihak karena beban belajar siswa yang berat.
8. Kurikulum 1997
Kurikulum ini merupakan revisi dari kurikulum 1994, perbaikan kurikulum ini hanya revisi sebagian kecil saja dengan tidak mengganti nama dari kurikulum itu sendiri.
9. Kurikulum 2004
Kurikulum ini dikenal dengan istilah KBK atau kurikulum berbasis kompetensi yaitu suatu program yang harus mengandung tiga unsur.
Di antaranya pemilihan kompetensi sesuai spesifikasi, indikator-indikator evaluasi, dan pengembangan pembelajaran.
Salah satu ciri kurikulum ini yaitu metode bervariasi seperti sumber belajar, bisa didapatkan siswa sendiri, lingkungan, maupun dari buku atau hal-hal lainnya.
10. Kurikulum 2006
Dikenal dengan istilah KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), perbedaan yang paling menonjol dari kurikulum sebelumnya terletak pada kewenangan dalam penyusunannya.
Pemerintah pusat hanya menetapkan standar kompetensi, selanjutnya guru atau satuan pendidikan dituntut untuk mengembangkan sendiri silabus penilaian.
11. Kurikulum 2013
Kurikulum pengganti KTSP ini merupakan pengembangan dan perwujudan kurikulum yang berbasis kompetensi dan karakter.
Adapun penyempurnaan penting pada kurikulum 2013 yakni Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian.
12. Kurikulum Merdeka
Mengutip Kemendikbudristek, terdapat penyederhanaan kurikulum atau kurikulum darurat untuk mengejar ketertinggalan pembelajaran pada masa pandemi.
Kurikulum merdeka hadir sebagai bentuk upaya pemulihan pembelajaran, dikembangkan sebagai kurikulum yang berfokus pada materi esensial, pengembangan karakter dan kompetensi siswa.
Melalui kurikulum merdeka ini, para peserta didik tingkat SMA sederajat dapat memilih mata pelajaran sesuai minatnya.
[Redaktur: Zahara Sitio]