Pada versi 2.0, akses platform Rapor Pendidikan diperluas ke pendidik sehingga semakin membuka peluang adanya gotong royong antara kepala satuan pendidikan, pendidik, tenaga kependidikan, dan operator.
Perluasan akses tersebut sekaligus menandakan pembenahan tidak hanya di tangan kepala satuan pendidikan, tapi menjadi tanggung jawab seluruh warga satuan pendidikan.
Baca Juga:
Halo Pak Menteri Nadiem! Kepulauan Seribu Masih Kekurangan Guru Bahasa Inggris
“Kini kepala satuan pendidikan, pendidik, tenaga kependidikan, dan operator sekolah dapat mengambil peran dalam memahami kondisi satuan pendidikan dan menentukan prioritas pembenahan bersama,” jelas Nadiem dikutip Antara.
Selain itu, platform Rapor Pendidikan versi 2.0 dapat dimanfaatkan oleh satuan pendidikan, mulai dari PAUD, pendidikan dasar, menengah, SLB, hingga vokasi.
Satuan pendidikan dapat menemukan fitur baru seperti deskripsi lebih ringkas, enam indikator prioritas untuk jenjang dasar-menengah serta delapan indikator prioritas bagi SMK.
Baca Juga:
Bertemu Nadiem, Putri Ariani Cerita Soal Pendidikan
Kemudian juga terdapat tiga spektrum warna yang lebih sederhana, tombol Arti Capaian Saya untuk mengetahui lebih detail capaian dan sumber datanya serta mengetahui posisi satuan pendidikan di antara satuan pendidikan lainnya di wilayah masin-masing.
Dalam versi terbaru, platform Rapor Pendidikan turut dilengkapi dengan beragam inspirasi benahi yang mendorong aksi nyata, menggunakan algoritma rekomendasi pembenahan dan telah disesuaikan dengan prioritas tantangan yang dihadapi sekolah.
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek Anindito Aditomo menjelaskan Rapor Pendidikan sekaligus untuk menghidupkan budaya refleksi.