Namun, hal ini tidak mudah karena seringkali orang terdekat seperti keluarga justru menjadi pihak yang paling ditakuti.
“Mencari support system yang tepat sangat penting baik itu teman, komunitas, organisasi, atau dosen yang dapat dipercaya. Selain dukungan dari orang terdekat, mencari bantuan professional juga penting. Korban harus segera mencari tenaga medis untuk memeriksa kondisi fisik dan psikologis,” kata Maria.
Baca Juga:
Arifah Fauzi Sebut 3 Program Prioritas Kemen PPPA Butuh Sinergi Antar Kementerian dan Lembaga
Trauma yang ditangani segera akan lebih cepat pulih dibandingkan yang dipendam lama. Bantuan dari psikolog profesional sangat penting dalam proses pemulihan.
Selain itu, fokus pada kegiatan positif yang disukai seperti musik, film, atau memasak juga dapat membantu korban pulih lebih cepat. Penting bagi korban untuk memiliki tujuan hidup. Tujuan atau impian ini dapat membantu korban melihat masa depan yang lebih baik.
Senada dengan Maria, Aktris sekaligus Aktivis Kesetaraan Gender, Hannah Al Rashid juga mengajak penyintas kekerasan seksual untuk mencari support system yang tepat, baik secara individu maupun komunitas.
Baca Juga:
Kemen PPPA Terbitkan Pedoman Mekanisme Koordinasi Perlindungan Anak Korban Jaringan Terorisme
“Teman-teman bisa mengecek Instagram Kawan Puan, di mana mereka banyak bergerak di media sosial dan menerima pengaduan. Kawan Puan bekerja sama dengan berbagai organisasi di seluruh Indonesia, untuk mendapatkan bantuan di kota masing-masing,” ujarnya.
Selain Kawan Puan, ada juga beberapa layanan lain seperti carilayanan.com, sebuah inisiatif dari Jakarta Feminist, yang menyediakan daftar layanan untuk korban kekerasan, termasuk rumah aman, psikolog, dan bantuan hukum.
Ada akun Instagram awasKBGO yang memberikan bantuan terkait kekerasan berbasis gender online (KBGO) dan Kementerian PPPA juga menyediakan layanan SAPA 129. Intinya, Anda tidak sendirian, dan harap segera mencari bantuan jika diperlukan.