WahanaNews.co | Beberapa waktu lalu, Bank Dunia (World Bank) meluncurkan hasil studi terbaru tentang learning loss di Indonesia selama pandemi Covid-19.
Dalam hasil studi World Bank itu dikatakan dalam kurun waktu 23 bulan atau selama masa sekolah terdisrupsi pandemi Covid-19, murid SD di Indonesia kehilangan sekitar 11 bulan pembelajaran.
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek, Anindito Aditomo mengatakan, studi Bank Dunia ini konsisten dengan hasil kajian Kemendikbudristek bersama INOVASI yang sudah dilakukan sebelumnya.
Baca Juga:
Pemerintah Kaji Kebijakan Pembelajaran Coding dan Evaluasi Kebijakan Zonasi PPDB
"Dalam estimasi kami, murid SD kehilangan 5-6 bulan pembelajaran literasi dan numerasi dalam periode satu tahun," ujar Anindito dalam unggahannya di akun Instagram @ninoaditomo, Rabu (5/7/2023)
Menurut Nino, sapaan akrabnya, yang menarik adalah jika dihitung per bulan, learning loss yang dialami Indonesia ternyata lebih kecil jika dibandingkan dengan kebanyakan negara lain.
Secara internasional, satu bulan penutupan sekolah berdampak pada satu bulan kehilangan belajar.
Untuk Indonesia, satu bulan penutupan sekolah berdampak pada setengah bulan kehilangan masa belajar.
Baca Juga:
Rayakan HUT Ke-5, IKDKI Siap Wujudkan Visi Misi Pendidikan Tanah Air
"Hal ini mencerminkan buah dari berbagai upaya mitigasi pandemi yang telah dilakukan, termasuk penyederhanaan kurikulum dan subsidi kuota internet bagi murid dan pendidik," jelas Nino.
Namun, kata Nino, penutupan sekolah di Indonesia selama masa pandemi memang terhitung cukup lama yang dilakukan pemerintah sebagai bagian dari kebijakan krusial yang mengedepankan faktor keselamatan murid.
Meski di sisi lain, diakui Nino, hal ini juga berdampak pada terjadinya learning loss yang cukup besar.
"Karena itu hasil PISA terbaru, yang akan diumumkan Desember 2024 tapi datanya dikumpulkan di tengah masa penutupan sekolah pada tahun 2021, kemungkinan besar juga akan mencerminkan learning loss akibat pandemi. Dan karena itu juga peningkatan kualitas pembelajaran menjadi fokus utama program-program Merdeka Belajar," ujarnya.
Sebelumnya dalam kesempatan terpisag, Sekjen Kementerian Pendidikan, Kebudayaa, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Suharti mengatakan, pandemi dua tahun ini telah menyebabkan learning loss atau kehilangan pembelajaran bagi siswa di Indonesia. Bahkan, kehilangan pembelajaran lebih dari satu tahun.
"Bayangkan saja learning loss yang terjadi ini cukup banyak, sekitar 12 sampai 13 bulan pembelajaran hilang selama pandemi," ujar Suharti dalam pembukaan Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN), Senin, 21 Maret 2022.