WahanaNews.co | Para duta besar (dubes) negara-negara ASEAN berkumpul di IPB University membahas tantangan dunia pendidikan tinggi.
Acara yang bertajuk Ambassador Town Hall Meeting itu bekerja sama dengan Universitas Padjadjaran dan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Nasional Indonesia (MRPTNI) dan IPB University.
Baca Juga:
Presiden Prabowo dan Sekjen PBB António Guterres Bahas Sejumlah Isu Strategis dalam Pertemuan Bilateral di Brasil
Acara Ambassador Town Hall Meeting dilakukan pada Rabu 9 Agustus 2023 di IPB International Convention Center (IICC), Bogor, Jawa Barat.
Kegiatan ini merupakan bagian dari ASEAN Higher Education Conference (AHEC) yang digagas oleh Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) dan didukung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek).
Ambassador Town Hall Meeting ini menghadirkan pembicara-pembicara penting yang merupakan duta besar/perwakilan tetap untuk ASEAN, duta besar negara-negara ASEAN dan mitra ASEAN untuk Indonesia untuk mendiskusikan tantangan pengembangan pendidikan tinggi di ASEAN
Baca Juga:
RI-Selandia Baru Tegaskan Komitmen untuk Tingkatkan Kerja Sama Kedua Negara
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Kemdikbudristek Prof Nizam menyampaikan melalui AHEC ini diharapkan Indonesia menjadi pionir dalam bidang pendidikan tinggi tingkat ASEAN.
"Melalui kolaborasi, kita dapat membangun perguruan tinggi ASEAN yang berkualitas dan berdaya saing dengan identitas yang kuat berdasarkan nilai-nilai yang dianut oleh negara-negara ASEAN,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Kamis (10/8/2023).
“Kita perlu mendorong pertukaran di antara mahasiswa ASEAN dan anggota fakultas untuk meningkatkan keterbukaan, memperkuat growth mindset, meningkatkan motivasi, meningkatkan kinerja dan memperluas kolaborasi untuk menciptakan perubahan yang berdampak lebih signifikan," imbuhnya.
Rektor IPB University Prof Arif Satria juga menekankan perlunya penguatan kerja sama ASEAN dalam pengembangan pendidikan tinggi.
Hal itu mengingat besarnya tantangan dan deskripsi yang dihadapi secara global, khususnya di kawasan Asia Tenggara.
“Kerja sama tingkat ASEAN ini diperlukan untuk mengambil langkah-langkah strategis guna mengatasi situasi ini secara bersama-sama dengan cara yang lebih terpadu, efektif dan efisien. Langkah-langkah tersebut juga untuk memastikan relevansi perguruan tinggi di kawasan Asia Tenggara di tengah meningkatnya kebutuhan akan ekonomi yang digerakkan oleh inovasi, pertumbuhan industri dan perkembangan pesat teknologi digital,” bebernya.
Selain itu, sebut Prof Arif, langkah-langkah strategis sangat penting untuk mengamankan peran perguruan tinggi dalam memastikan ketahanan dan keberlanjutan di tengah meningkatnya krisis kemanusiaan dan lingkungan, terutama perubahan iklim.
Wakil Rektor bidang Organisasi dan Perencanaan Universitas Padjadjaran Prof Yanyan Mochamad Yani menyatakan, pihaknya mendapat amanah untuk menjadi host dalam acara AHEC ini.
“AHEC ini adalah pionir yang dilakukan di Indonesia dan akan diselenggarakan kembali di tahun mendatang, sehingga Indonesia telah memulai yang pertama seiring dengan ketuaan Indonesia di ASEAN,” tegasnya.
[Redaktur: Zahara Sitio]