WahanaNews.co | Kasus kematian mahasiswa Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Jurusan Sastra Rusia Universitas Indonesia (UI) Muhammad Naufal Zidan karena urusan pinjaman online atau pinjol mendapat sorotan dari seorang pengamat sosial.
Pengamat Sosial Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati mengatakan kejadian yang menimpa mahasiswa UI terkait kasus pinjol kembali mengingatkan kita bahwa pentingnya pendidikan (literasi) tentang pengelolaan keuangan. Masih di tahun ini ada kasus mutilasi yang motifnya juga karena pinjol.
Baca Juga:
Universitas Indonesia Bentuk Superteam Baru, Rektor Prof. Heri Hermansyah Lantik Sejumlah Pimpinan
"Sederet kasus seperti bunuh diri oleh ibu dan anak ataupun bunuh diri tunggal yang di latar belakangi oleh kasus hutang terus menghiasi pemberitaan media media kita. Atau bahkan sumber konflik dan perpisahan dalam keluarga akibat urusan keuangan," ujar Devie kepada media, Senin (7/8/2023).
Menurut Devie, tidak heran di banyak negara maju, sebut saja Amerika Serikat, Inggris, Jepang misalnya, anak-anak mereka semenjak usia 3 tahun sudah diperkenalkan dengan konsep keuangan.
Di sana, kata Devie, anak-anak mulai diajarkan soal dari mana sumber sumber uang, bagaimana cara mengelola uang.
Baca Juga:
Benarkah Hujan Dapat Pengaruhi Perasaan Seseorang? Begini Penjelasan Psikolog
"Bahwa di AS anak usia 6 tahun sudah didorong belajar “menghasilkan uang” setelah pulang sekolah untuk mendapatkan uang tambahan," jelasnya.
Devie menambahkan pengetahuan tentang keuangan bukan hanya sekedar menabung atau yang sekarang lagi “trend” investasi misalnya. Tetapi lebih luas dari itu, ialah bagaimana anak anak kita tumbuh dengan nilai nilai kerja keras, mampu mengelola "syahwat keinginan” yang tanpa batas.
Devie berharap semoga hal ini dapat menjadi salah satu jalan keluar jangka panjang untuk mencegah terjadinya kasus kasus kekerasan hingga kematian terus bergulir.
"Lalu memahami skala prioritas terhadap kebutuhan hidup hingga mampu berpikir logis dan terbiasa melakukan riset tentang investasi atau berhutang seperti apa yang tidak akan mengganggu kualitas hidupnya," katanya.
"Kita perlu apresiasi, tim Kemendikbudristek yang sedang menggodok kurikulum tentang literasi keuangan dari jenjang sekolah dasar," tutupnya.
[Redaktur: Zahara Sitio]