WahanaNews.co | Sekolah di Jepang terancam ditutup karena tak punya lagi siswa.
Hal ini terlihat dari dari sejumlah upacara kelulusan yang identik dengan kemeriahan.
Baca Juga:
Mensos Gus Ipul Tinjau Rumah Calon Siswa Sekolah Rakyat di Bandar Lampung
Ketika ratusan siswa berkumpul di satu aula. Tapi itu tidak berlaku di Jepang saat ini.
Misalnya, upacara kelulusan di SMP Yumoto di bagian pegunungan Jepang utara, begitu menyedihkan. Cuma ada Eita Sato dan Aoi Hoshi yang berjalan menuju upacara kelulusan sekolah.
Langkah kaki mereka bergema di aula yang pernah ramai dan berisik dengan siswa ketika peristiwa yang sama belasan tahun lalu.
Baca Juga:
Sekolah Rakyat Hadir di Sulsel, Gus Ipul Akan Lapor Presiden
Mereka berdua adalah satu-satunya lulusan SMP Yumoto. Dan sayangnya, bakal jadi yang terakhir. Sekolah berusia 76 tahun itu akan ditutup untuk selamanya setelah tahun ajaran berakhir pada hari Jumat.
"Kami mendengar desas-desus tentang penutupan sekolah di tahun kedua kami, tetapi saya tidak membayangkan itu akan benar-benar terjadi. Saya terkejut," kata Eita yang berusia 15 tahun dilansir dari Japan Today, Senin 3 April.
Angka kelahiran di Jepang anjlok lebih cepat dari yang diperkirakan. Penutupan sekolah terutama di daerah pedesaan seperti Ten-ei, area ski pegunungan dan mata air panas di Prefektur Fukushima, sudah jamak terjadi.