WAHANANEWS.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia turut buka suara terkait rencana penggabungan operasional tiga anak usaha PT Pertamina (Persero), yakni PT Pertamina Patra Niaga, PT Pertamina International Shipping (PIS) dan juga PT Kilang Pertamina Internasional.
Bahlil menegaskan bahwa rencana tersebut sepenuhnya merupakan kewenangan Pertamina dan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).
Baca Juga:
Serangan Opini Negatif Menyasar Menteri ESDM, Ini Kata Pengamat
"Aksi korporasi itu kan adalah hak produktif daripada Pertamina, Danantara. Jadi silahkan saja. Karena itu adalah domain dari mereka. Aksi korporasi itu sesuatu hal yang biasa," kata Bahlil di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (26/9/2025).
Menurut dia, selama Pertamina menilai langkah tersebut yang terbaik untuk meningkatkan pelayanan, produktivitas, serta kinerja perusahaan, maka pemerintah hanya akan memberikan dukungan.
"Kami pemerintah hanya men-support apa yang terbaik untuk Pertamina. Karena sekali lagi Pertamina ini adalah simbol daripada kehadiran negara. Pertamina ini milik negara. Dan kita ingin Pertamina ke depan harus menjadi perusahaan yang profesional," ujarnya.
Baca Juga:
Bahas Stok dan Pasokan BBM ke SPBU Prabowo Panggil Bahlil ke Istana
Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri menjelaskan pada dasarnya, penggabungan tiga anak usaha itu untuk meningkatkan kinerja perusahaan agar sejalan dengan arah Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).
Simon menjabarkan, saat ini salah satu penyebab penurunan laba masing-masing anak usaha adalah kondisi global. Di mana permintaan menurun namun produksi kilang meningkat disertai banyaknya pembangunan kilang baru.
Dengan demikian, kata Simon, kondisi tersebut akan membuat margin kilang menjadi sedikit yang akan berpengaruh pada bottom line perusahaan.