WahanaNews.co | Tren sepeda motor listrik tengah mengalami peningkatan belakangan ini, terlebih setelah kenaikan harga BBM subsidi Pertalite dan Solar.
Walau demikian, penetrasi motor listrik masih didominasi merek baru, bukan merek-merek besar yang sudah lama masuk pasar Indonesia.
Baca Juga:
Hadir Pada General Annual Meeting di Dakar Senegal Tahun 2014, Awal Bergabungnya ALPERKLINAS Ke FISUEL International
Hari Budianto, Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), mengatakan, market adoption motor listrik masih butuh waktu.
“Nunggu baterainya murah, atau ada business model yang baterai swap tidak masuk hitungan motor misalnya,” ujar Hari, dalam konferensi virtual, belum lama ini.
Kemudian, menurutnya, adopsi motor listrik juga butuh infrastruktur pengisian baterai. Contohnya stasiun swap baterai yang tersedia di banyak lokasi.
Baca Juga:
Dukung Sektor Pariwisata, PLN Distribusi Jakarta Listriki Hotel Travello
“Misal (berkendara) ke Bandung, sampai Karawang sudah habis, ada enggak baterai swap di situ di merek yang saya punya, kalau enggak ada masa ngecas 5 jam,” ucap Hari.
“Ini kan market adoption-nya masih lambat, masih ragu sama baterainya malah. Kalau enggak rusak, kalau rusak gimana?” kata dia.
Oleh sebab itu, produsen saat ini lebih memilih mengenalkan dulu model motor listriknya ke pasar. Meski prinsipal diklaim sudah punya strategi tersendiri perihal peluncuran produk.
“Jadi keragu-raguan pasar inilah yang menentukan strategi masing-masing perusahaan. Itu (produsen) mau entry duluan atau sambil nunggu. Tetapi pasti mempersiapkan,” kata Hari. [qnt]