Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait, menyatakan bahwa program ini membutuhkan gotong royong dari pihak swasta dan masyarakat. Saat ini, enam perusahaan dan sejumlah individu telah menyatakan komitmennya, termasuk menyumbangkan lahan.
Maruarar menekankan pentingnya fleksibilitas aturan untuk memungkinkan kerja sama ini berjalan legal dan efektif. Salah satu contoh inovasi ini adalah pemanfaatan rumah susun kosong, seperti Rumah Susun Pasar Rumput di Manggarai, Jakarta, yang masih menyisakan banyak unit kosong.
Baca Juga:
Percepat Rasio Elektrifikasi, PLN Targetkan Realisasi Bantuan Sambung Baru 10.250 Keluarga di Lima Provinsi
Selain itu, pemerintah sedang menjajaki pemanfaatan lahan sitaan dari kasus korupsi untuk dialihfungsikan sebagai perumahan rakyat. Lahan seluas 1.000 hektare di Banten yang disita oleh Kejaksaan Agung merupakan salah satu aset yang diproyeksikan mendukung program ini.
Meski target 3 juta rumah per tahun tampak ambisius, ALPERKLINAS menilai program ini dapat dicapai dengan perencanaan yang matang dan dukungan lintas sektor.
"Kami mendukung penuh program ini dan akan mengawasi agar setiap rumah yang disertifikasi dengan SLO listrik memiliki standar keselamatan tinggi. Harapannya, setiap keluarga bisa menempati rumah yang aman dan layak," pungkas Tohom Purba.
Baca Juga:
PLN Targetkan Realisasi Bantuan Sambung Baru 10.250 Keluarga di Lima Provinsi
[Redaktur: Amanda Zubehor]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.