WahanaNews.co | Badan Anggaran (Banggar) DPR RI menyetujui asumsi makro Indonesia tahun 2024.
Keputusan tersebut diambil Ketua Banggar Said Abdullah dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, dan Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, pada Jumat (16/06).
Baca Juga:
Ketua Banggar DPR: Tidak Ada Swasembada Beras 2019-2022, Masih Terjadi Impor
Ketua Banggar Said Abdullah mengatakan, pembahasan Rancangan APBN 2024 oleh Panja Banggar DPR menunjukkan semangat optimisme atas perekonomian nasional tahun depan.
"Optimisme itu dilandasi dari berbagai bacaan atas proyeksi ekonomi makro Indonesia dari berbagai pihak, termasuk lembaga lembaga ekonomi yang kredibel," ujarnya
Ia mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada di kisaran 5% untuk tahun 2024, sementara inflasi berada dalam rentang 1,5 hingga 3,5%.
Baca Juga:
DPR Menilai Wali Kota Subulussalam Berbohong Saat Pidato di Paripurna
Menurutnya, stabilitas tersebut dilandaskan pada faktor eksternal atas volatilitas harga komoditas yang relatif lebih rendah dibanding realisasi pada tahun 2022, serta faktor internal dari makin baiknya kinerja tim pengendali inflasi pusat dan daerah.
Ketua Banggar mengungkapkan optimismenya bahwa kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat lebih kuat, meskipun DPR dan Senat Amerika Serikat telah meloloskan undang undang untuk menaikkan plafon utang Pemerintah AS sebesar USD 31,4 triliun.
Ia menyebut kebijakan ini menunjukkan kredibilitas keuangan Pemerintah AS turun. Investor bahkan masih ragu untuk terus memegang dollar AS sehingga persepsi ini menguatkan sentimen terhadap rupiah, kendati tidak terlalu besar.
Sementara itu, suku bunga SBN 10 tahun diproyeksi menguat di level 6%. Sedangkan harga minyak bumi dunia diproyeksikan jauh lebih rendah di kisaran 75-80 USD per barel.
"Proyeksi ini memang lebih optimis dari pokok-pokok pendahuluan RAPBN 2024 dari pemerintah yang berada pada kisaran 75-85. Kita optimis mengingat Amerika Serikat sejak 2024 juga akan melaksanakan Pemilu. Melalui pengaruh globalnya mereka akan menjaga harga minyak dunia di level terendah" jelasnya.
Ia juga mengatakan, Panja mendorong pemerintah agar mengusahakan effort lebih besar atas target lifting minyak dan gas bumi. Meskipun hal itu tidak mudah, namun usaha tersebut dinilai sebagai pilihan untuk terus menjaga penerimaan negara dan mengurangi beban impor migas.
Di akhir paparannya, Said Abdullah pun mengetok palu untuk menyetujui secara resmi laporan panja asumsi makro untuk tahun 2024. Demikian dilansir dari laman kemenkeugoid, Minggu (18/6). [jp/jup]