WahanaNews.co | Kepala Badan Pangan Nasional (BPN) atau National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi minta agar Bulog dan pelaku usaha mengawal harga gabah kering panen (GKP) Rp 4.200 per kg.
Dalam siaran pers yang diterima, Senin (30/5), Arief mengatakan salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan peningkatan serapan gabah.
Baca Juga:
BPS: Produksi Padi di Gorontalo Naik 4,70% Hingga Akhir Tahun 2023
Hal itu diyakini bisa menguatkan stok pangan nasional, membantu menjaga ketersediaan beras dan stabilitas harga serta dapat menyejahterakan petani karena produksi gabahnya telah banyak diserap dan tidak jatuh.
"Kami lihat di beberapa negara seperti India, Vietnam dan Thailand yang berencana membatasi ekspor bahan pokok, oleh karenanya perlunya penguatan stok pangan nasional dengan sistem Dynamic Stock," katanya dalam pertemuan dengan Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (PERPADI).
Arief menambahkan serapan gabah dapat melalui skema Cadangan Beras Pemerintah (CBP) maupun B2B atau Komersial.
Baca Juga:
Indramayu Panen Padi Ditengah Kemarau Jokowi Senang
"Saya mendengar beberapa masukan dari teman - teman PERPADI, mereka berharap pemerintah dapat menjaga harga gabah petani, melalui BUMN Bulog maupun penggiat pangan lainnya, dengan begitu pemerintah memiliki stok pangan yang kuat dan petani pun sejahtera," ujarnya.
Mereka berharap selain serapan gabah melalui dua skema di atas, BUMN Bulog juga dapat menyalurkan beras melalui skema sosial seperti program pemerintah seperti Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), penanggulangan bencana dan skema sosial lainnya sehingga stok Bulog dapat berputar dan selalu dalam keadaan baik mutunya.
Sebelumnya, Direktur Utama Bulog Budi Waseso mengatakan komitmennya untuk siap menyerap gabah atau beras petani antisipasi anjloknya harga gabah, jaga stabilitas harga ditingkat petani.