WahanaNews.co, Arequipa - Indonesia menyampaikan pentingnya aspek fleksibilitas, pendekatan yang berimbang, dan upaya kerja sama di antara Ekonomi Forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) dalam pembahasan pembentukan Free Trade Area of the Asia-Pacific (FTAAP).
Indonesia menekankan, upaya mengatasi perbedaan masing-masing Ekonomi menjadi hal utama jika ingin
pembentukan FTAAP menjadi kenyataan.
Baca Juga:
Indonesia-Viet Nam Sepakat Perkuat Kemitraan Strategis
Hal ini disampaikan Direktur Perundingan Antar Kawasan dan Organisasi Internasional Kemendag RI
Reza Pahlevi Chairul saat memimpin Delegasi Indonesia pada Dialog ke-2 terkait FTAAP dalam Pertemuan Kedua Komite Perdagangan dan Investasi (Committee on Trade and Investment 2, atau CTI2) pada Selasa, (14/5) di Cerro Juli Convention Center, Peru.
“Kami menekankan pentingnya kerja sama dalam mengatasi berbagai perbedaan di antara Ekonomi APEC, terlebih mengingat perbedaan prioritas dan tingkat pembangunan,” ujar Reza di sela CTI2 APEC 2024.
Dialog ke-2 dalam CTI2 mengusung topik “A New Look at the FTAAP: How to Advance the FTAAP Agenda”. Dialog ini menjadi bagian dari rangkaian pertemuan APEC di Peru pada 12–14 Mei 2024.
Baca Juga:
Prabowo dan PM Trudeau Sepakati Kerja Sama Strategis Indonesia-Kanada
Reza menjelaskan, wacana pembentukan FTAAP pertama kali diajukan perwakilan pelaku usaha
APEC (APEC Business Advisory Council/ABAC) pada 2004 saat keketuaan Chile. Visi ini kemudian
ditindaklanjuti untuk dikaji melalui mandat Para Pemimpin APEC pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC 2006 di Vietnam.
Di tengah polarisasi dan fragmentasi ekonomi global saat ini, Ekonomi APEC sedang menghadapi tantangan yang jauh berbeda dibandingkan saat pertama kali wacana pembentukan FTAAP diangkat.
Untuk itu, Peru selaku tuan rumah menginisiasi rangkaian dialog mengenai FTAAP dalam pertemuan CTI sepanjang 2024. Pada dialog ke-2 kali ini, Ekonomi APEC bertukar pandangan mengenai strategi untuk memajukan agenda FTAAP.
Tukar pandangan ini termasuk juga mengenai usulan pembahasan isu-isu baru pada sistem perdagangan internasional yang dinamis dan kontribusinya pada kawasan regional yang berstandar tinggi dan komprehensif.
“Dengan prinsip kesepakatan yang berbasis konsensus dan tidak mengikat, APEC telah menjadi
tempat yang ideal untuk menyalurkan dan mengembangkan berbagai ide inovatif. Selain program peningkatan kapasitas dan mekanisme pertukaran informasi, para Ekonomi APEC juga sedang mempertimbangkan berbagai gagasan untuk memajukan agenda FTAAP, termasuk pembahasan
isu-isu perdagangan dan investasi masa depan. Dalam konteks ini, kami menegaskan pentingnya menyelaraskan pembahasan isu-isu baru secara seimbang,” jelas Reza.
Selain menghadiri dialog terkait FTAAP pada CTI2, Indonesia juga berpartisipasi dalam rangkaian
pertemuan CTI2 APEC yang berlangsung pada 13–14 Mei 2024 di Arequipa, Peru.
Pada salah satu agenda pembahasan integrasi ekonomi regional, Indonesia berkesempatan menyampaikan
perkembangan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
[Redaktur: Tumpal Alpredo Gultom]