WahanaNews.co, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mengungkapkan BI Fast menciptakan penghematan Rp8 triliun terhadap ekonomi sejak diluncurkan pada Desember 2021 lalu.
BI Fast merupakan infrastruktur sistem pembayaran ritel nasional yang dapat memfasilitasi pembayaran ritel secara real-time. Dengan BI Fast, biaya transfer antar bank bisa lebih murah.
Baca Juga:
Capaian Kolaborasi Kendalikan Inflasi Pangan di Papua Barat Daya Tahun 2024, Bank Indonesia Perwakilan Papua Barat Gelar Torang Locavore
Deputi Gubernur BI Juda Agung merinci hingga saat ini BI Fast telah melayani 2 miliar transaksi transfer.
"Atau kalau kita kalikan dengan 2 miliar, berarti ada efisiensi sebesar Rp8 triliun untuk perekonomian Indonesia," ucap Juda dalam acara Peluncuran Buku Putih Strategi Nasional Pengembangan Ekonomi Digital, Rabu (6/12).
Juda mengatakan saat ini BI akan memperbaharui fitur di BI Fast. Ia mengungkapkan kelak akan ada tiga fitur baru, yakni bank transfer, direct debit, dan request for payment.
Baca Juga:
Bank Indonesia Kaltim: Pembangunan IKN Berdampak Positif pada Perekonomian Daerah
Meski demikian, Juda belum bisa merinci kapan fitur baru itu diluncurkan.
"Pada waktunya BI akan mengumumkan tiga fitur baru BI Fast. Itu bisa dimanfaatkan masyarakat," ucapnya.
BI mencatat jumlah peserta BI Fast bertambah 16 menjadi 122 bank per akhir Maret 2023. Angka ini mewakili 94 persen dari pangsa sistem pembayaran ritel nasional.