WahanaNews.co | Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani heran karena dari total anggaran sub kegiatan penanganan stunting senilai Rp77 triliun, cuma Rp34 triliun yang masuk ke mulut bayi.
Sedangkan sisanya, hanya habis untuk kegiatan aneh dan 'nyeleneh' seperti rapat-rapat koordinasi dan pembangunan pagar puskesmas.
Baca Juga:
Pemerintah Kota Semarang Raih Penghargaan Terbaik I Penanganan Stunting di Jawa Tengah
Ani, sapaan akrabnya, mengatakan anggaran Rp34 triliun terlalu kecil untuk item yang diperlukan langsung dalam penanganan bayi stunting.
Menurutnya, item yang betul-betul untuk bayi stunting, yaitu memberikan makanan dari bayi khas daerah hanya Rp34 triliun.
"Bayangkan, yang betul-betul sampai ke mulutnya bayi atau ibu yang hamil untuk bisa mencegah stunting itu hanya porsi yang sangat kecil," ujarnya di Aula Gedung Dhanapala, Kemenkeu, Jakarta Pusat, melansir CNN Indonesia, Selasa (14/3).
Baca Juga:
Bele Mo'o Sehati: Strategi Dinkes Gorontalo Tangani Stunting dengan One Stop Service
Berdasarkan hasil rapat dengan Dirjen Perimbangan Keuangan Kemenkeu Luky Alfirman, Ani menyebut betapa pentingnya mengatasi stunting. Namun, program penanganan stunting di pemerintah daerah bisa menembus 283 sub kegiatan.
Sri Mulyani menyebut, sub kegiatan nomor dua paling menyedot anggaran pemberantasan stunting adalah koordinasi, yang menghabiskan Rp240 miliar. Di lain sisi, ada anggaran-anggaran nyeleneh, seperti perbaikan pagar Puskesmas.
"Kita mungkin ketawa (pagar Puskesmas masuk anggaran stunting), tapi ini juga menggambarkan betapa PR kita banyak sekali. Seperti tadi saya sampaikan, yang paling berat adalah mensimplifikasi birokrasi kita sendiri. Bagaimana birokrasi tidak self serving hanya untuk sekadar naik pangkat, namun betul-betul bekerja menyelesaikan masalah yang ada di dalam perekonomian dan bangsa kita," bebernya.