"Artinya, bagaimana kita melakukan sinergi menambah energi baru terbarukan tetapi di saat yang sama menciptakan lapangan kerja, mempercepat pertumbuhan ekonomi, dan melakukan eradikasi kemiskinan," tambah Darmawan.
Darmawan menjelaskan saat ini penggunaan co-firing sudah dilakukan PLN di 58 PLTU yang ada di seluruh Indonesia. Langkah ini dilakukan PLN untuk bisa mengurangi ketergantungan bahan baku batu bara dan juga untuk meningkatkan penggunaan energi bersih di PLTU.
Baca Juga:
Biomassa dari Palmwaste: Upaya PLN EPI untuk Mengelola Limbah
"Sinergi ini merupakan upaya bersama untuk menekan emisi karbon guna mendukung tercapainya target carbon neutral pada 2060," ujar Darmawan.
Darmawan menjelaskan pengembangan hutan energi dan peternakan terpadu sebagai bahan baku biomassa co-firing ini tidak hanya semata-mata untuk kebutuhan PLTU saja.
Melalui pengembangan ini, PLN mengajak semua masyarakat terutama di sekitar hutan energi untuk terlibat aktif dalam menjaga lingkungan.
Baca Juga:
PLN EPI Berupaya Tingkatkan Produktivitas Lahan Pertanian
Penggunaan biomassa pada PLTU ini bahkan juga memberikan multiplier effect yaitu membuka lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui budaya tanam pohon sebagai bahan baku biomassa.
"Keterlibatan universitas sebagai agent of change juga merupakan wujud dari tri darma perguruan tinggi di mana, para insan akademis turut langsung dalam pengembangan dan pendampingan masyarakat dalam pengelolaan hutan energi dan peternakan terpadu tersebut," pungkas Darmawan.
Rektor Universitas Nusa Cendana, Dr. drh. Maxs U. E. Sanam, M. Sc menyampaikan terima kasih dan mengapresiasi atas kesempatan berkolaborasi bersama PLN dan Pemda dalam pengembangan green energy dan pengurangan emisi karbon melalui program co-firing dan hutan bioenergi.