WahanaNews.co | Raksasa energi Spanyol, Repsol, secara terbuka mengemukakan niatnya untuk berinvestasi energi gas alam di Indonesia khususnya di kawasan Laut Andaman sekitar Jambi dan Aceh.
CEO Repsol, John Imaz bersama dengan Duta Besar RI untuk Spanyol, Muhammad Najib menyampaikan kabar ini melalui video YouTube di channel Wisma Duta RI Madrid pada Kamis (21/4/2022).
Baca Juga:
Sanksi Barat Tak Berguna, Rusia Jadi 'Raja Gas' untuk China
“Sejak kami berinvestasi di Indonesia pada 2015, kami menemukan prospek gas alam yang sangat besar di negara itu. Salah satunya adalah Sakakemang, prospek gas alam terbesar yang ditemukan disana pada akhir-akhir ini. Jadi misi kita di Indonesia terkait energi selama 7 tahun ini semakin jelas,” ujar Imaz di dalam video berdurasi 5 menit itu.
Merinci kepada agenda Repsol itu di Indonesia, Dubes Najib menjelaskan bahwa tim analisa dan prospektor Repsol akan mengunjungi Indonesia terkait prospek gas alam yang berada di Laut Andaman, Aceh, dan Jambi.
“Repsol sangat tertarik melakukan investasi gas alam di Indonesia. Dengan menurunnya perbatasan pandemi Covid-19, Repsol kini berharap dapat merealisasikan agenda kerjasamanya dengan badan energi Indonesia, terutama Pertamina,” jelas Dubes Najib.
Baca Juga:
SKK Migas: Temuan Harta Karun di Pulau Seram Maluku
“Sementara ini yang masih menjadi perhatian di Indonesia adalah, potensi-potensi gas alam di sekitar Laut Andaman, Aceh, Jambi dan beberapa wilayah gas alam di Indonesia,” tambahnya.
Dubes Najib bersama dengan KBRI Madrid kini bertugas untuk mendukung agenda Repsol itu dengan menyampaikan informasi teknis dan memudahkan perjalanan bagi pegawai Repsol di Spanyol untuk berkunjung ke Indonesia.
“Kami juga akan memediasi mereka dengan sektor energi di Indonesia, baik itu dengan Pertamina maupun dengan sektor swasta,” pungkas sang dubes di videonya.
Pada Desember 2020, Repsol Indonesia memperoleh persetujuan dari pemerintahan Indonesia untuk rencana pengembangan Blok Sakakemang, Sumatera Selatan.
Nilai investasi yang dikucurkan saat itu, ditaksir mencapai Rp 5,06 triliun. [rin]