WahanaNews.co, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan menerima kunjungan delegasi Vingroup/VinFast Vietnam di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (4/9).
Pertemuan tersebut membahas tentang peluang kerja sama dan investasi antara Indonesia dan Vietnam di bidang kendaraan listrik.
Baca Juga:
Mendag Busan Ajak Waralaba Ikut Business Matching Kemendag
Melalui kerja sama ini, industri kendaraan listrik (EV) berkembang dan akan meningkatkan ekspor Indonesia.
Pada pertemuan tersebut, Delegasi VinFast terdiri atas Head of Government Relations Vingroup Ly
Nguyen, Head of Capital Investment Vingroup Hai Le, VinFast Market Expansion Director Temmy Wiradjaja, dan VinFast Indonesia Managing Director Huy Tran.
Turut hadir pada pertemuan yaitu Duta Besar RI Hanoi, Denny Abdi; Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional, Djatmiko Bris Witjaksono, dan Direktur Perdagangan Luar Negeri, Budi Santoso.
“Indonesia terbuka untuk kerja sama dan kolaborasi dengan negara-negara mitra untuk pengembangan kendaraan listrik. Termasuk peningkatan infrastruktur dan pengisian daya, menciptakan iklim usaha dan investasi yang kondusif, serta mengoptimalkan produksi dan penggunaan sumber daya berkelanjutan. Melalui kerja sama ini, industri dalam negeri akan tumbuh dan ekspor kendaraan listrik akan dipastikan melonjak,” harap Mendag.
Baca Juga:
Surplus Neraca Perdagangan Indonesia pada Maret 2025 Meningkat
Mendag Zulkifli menyambut baik rencana VinFast untuk mendirikan perusahaan manufaktur kendaraan
listrik di Indonesia. Menurutnya, ini merupakan langkah tepat karena Indonesia dan Vietnam adalah negara ASEAN dengan perekonomian cukup kuat.
"Sesuai dengan tema dari ASEAN Summit dan Indonesia menjadi tuan rumah tahun ini, "ASEAN Matters
Epicentrum of Growth" ini merupakan implementasi dari kerja sama konkret, baik dalam kerangka ASEAN maupun dalam kerangka bilateral antara Indonesia dengan Vietnam," kata Menda Zulkifli Hasan.
Mendag Zulkifli menyampaikan, Indonesia merupakan negara penghasil nikel terbesar di dunia. Nikel merupakan salah satu bahan baku mineral untuk baterai kendaraan bermotor listrik (KBL) selain lithium,
kobalt, grafit dan mangan.
Pemerintah Indonesia sangat mendukung pengembangan KBL di Indonesia dan telah menetapkan target yang terukur untuk pengembangan, penerapan, dan penggunaan KBL di Indonesia.
“Kemendag telah menetapkan ketentuan impor baterai lithium tidak baru sebagai bahan baku industri.
Hal ini bertujuan untuk mendukung dan mendorong pengembangan industri KBL dalam negeri,” imbuh
Mendag Zulkifli Hasan.
[Redaktur: Tumpal Alpredo Gultom]