WahanaNews.co | Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu dengan Diaspora Indonesia yang menjadi pelaku UMKM di Australia dan pelaku usaha yang bermitra dengan UMKM.
Pertemuan akrab tersebut digelar di Livingstone International Warehouse, New South Wales, Australia dalam rangkaian kunjungan kerja Presiden Jokowi dan Annual Leaders’ Meeting (ALM) Indonesia-Australia 2023, pada Senin (3/07).
Baca Juga:
RI Siap Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Berkelanjutan dari Amerika Serikat
Pertemuan juga dihadiri pula oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Duta Besar RI di Canberra Siswo Pramono. Turut mendampingi Menko Airlangga yakni Sesmenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso dan Deputi Kerja sama Ekonomi Internasional Edi Pambudi.
Sebagaimana diketahui, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan critical engine bagi perekonomian nasional baik Indonesia maupun Australia.
Berdasarkan data Kemenkop UKM, pada tahun 2021 kontribusi terhadap PDB mencapai 60,51% atau sekitar Rp. 9,580 triliun, penyerapan tenaga kerja mencapai 97% atau sebanyak 120,59 juta orang.
Baca Juga:
Bangun Ekosistem Industri Semikonduktor di Indonesia, Menko Airlangga Dorong Kerja Sama dengan Arizona State University
Saat ini partisipasi UMKM Indonesia dalam Global Value Chain (GVC) baru mencapai 4,1 persen dari jumlah unit usaha. Partisipasi GVC Indonesia masih tertinggal dengan sejumlah negara tetangga seperti Malaysia 46,2 persen, Thailand 29,6 persen, Vietnam 20,1 persen, dan Filipina 21,4 persen.
Lebih lanjut, CEO Livingstone International Ivan Paulus pada presentasinya mewakili diaspora Indonesia di Australia menyampaikan bahwa produk-produk Indonesia cukup diminati di Australia.
Namun demikian, saat ini nilai serap masih dinilai rendah, dari 65 ribu jenis produk dengan nilai impor USD 220 juta, Indonesia masih di bawah 12% sehingga dibutuhkan percepatan produksi dari pabrik-pabrik serta UMKM Indonesia untuk memasok kebutuhan atas produk Indonesia yang semakin besar di Australia.