WahanaNews.co, Jenewa - Wakil Menteri Perdagangan RI Dyah Roro Esti Widya Putri bertemu dengan
Sekretaris Jenderal Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa (European Free Trade Association/EFTA) Kurt Jager di Jenewa, Swiss, Rabu (17/9).
Pertemuan bilateral ini membahas upaya optimalisasi pemanfaatan
Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia–EFTA (Indonesia–EFTA Comprehensive Economic Partnership Agreement/IE CEPA) dan peningkatan akses pasar ekspor produk unggulan Indonesia ke negara-negara anggota EFTA.
Baca Juga:
Mendag Busan Tekankan Pentingnya Sinergi Pendidikan dan Spiritualitas Cetak SDM Unggul
EFTA adalah asosiasi perdagangan bebas yang terdiri atas empat negara Eropa, yaitu Swiss, Norwegia, Islandia, dan Liechtenstein. Asosiasi ini berfokus pada integrasi ekonomi dan perdagangan bebas bagi negara-negara anggotanya, serta dengan negara-negara mitra seperti Indonesia.
“Indonesia berkomitmen mendorong tingkat pemanfaatan (utilization rate) IE CEPA dengan mengeksplorasi
berbagai cara agar pelaku usaha, termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lebih mudah
mengakses fasilitasnya. Indonesia juga mendorong percepatan realisasi komitmen kuota tarif (tariff rate
quota/TRQ), khususnya bagi produk minyak sawit dan turunannya melalui pengakuan terhadap standar
Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO),” ujar Wamendag Roro.
Dalam pertemuan ini, Wamendag Roro juga menyoroti peluang peningkatan ekspor produk UMKM, seperti kopi, kakao, dan furnitur ke negara-negara anggota EFTA.
Baca Juga:
Trade Expo Indonesia ke-40, Empat Dekade Jembatani Produk Indonesia ke Pasar Global
Selain itu, ia mengapresiasi berbagai program peningkatan kapasitas yang telah dilaksanakan untuk mendukung implementasi IE CEPA dan mendorong agar kerja sama serupa terus diperluas demi memberikan manfaat yang lebih besar bagi kedua pihak dan
pelaku usaha.
Dalam kesempatan yang sama, Kurt menjelaskan bahwa diskusi mengenai promosi perdagangan dan optimalisasi tingkat pemanfaatan (utilization rate) IE CEPA dapat difasilitasi melalui Joint Committee
Meeting (JCM) maupun seminar mengenai promosi dagang.
Kurt juga menyampaikan bahwa upaya optimalisasi tingkat pemanfaatan IE CEPA dapat difokuskan pada sektor tertentu, seperti tekstil dan alas
kaki. Selain itu, Indonesia perlu memahami alur dan cerita terkait rantai pasok secara menyeluruh.
Pada diskusi ini, Kurt juga menanggapi peningkatan peluang ekspor kopi bagi UMKM Indonesia ke negara-negara anggota EFTA. Menurut Kurt, Indonesia perlu memahami kebutuhan pasar dan menentukan waktu yang tepat untuk mempromosikan produk tersebut.
Selain itu, Kurt mendorong Indonesia untuk meningkatkan investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) guna membuka sektor-sektor usaha baru. Bagi Kurt, langkah ini perlu diiringi dengan pemahaman yang tepat mengenai produk dan sektor yang dibutuhkan oleh pasar EFTA.
Sebagai tindak lanjut, Wamendag Roro menyampaikan rencana pengembangan portal informasi yang lebih komprehensif yang akan mengintegrasikan data pelaku usaha Indonesia dan negara-negara anggota EFTA.
“Saat ini, Indonesia telah memiliki INATRADE dan FTA Center, tetapi kami melihat perlunya platform yang lebih lengkap agar pelaku usaha dapat lebih mudah menemukan mitra dagang dan memanfaatkan fasilitas IE CEPA,” terang Wamendag Roro.
[Redaktur: Alpredo]