WAHANANEWS.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mengimbau masyarakat agar tidak merasa khawatir terkait deflasi yang terjadi di Indonesia.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,12 persen secara bulanan pada September 2024, melanjutkan tren deflasi yang sudah berlangsung selama lima bulan berturut-turut.
Baca Juga:
Bank Indonesia Sebut Uang Pecahan Rp10 Ribu Tahun Emisi 2005 Tidak Berlaku Lagi
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung, menjelaskan bahwa inflasi di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir cenderung stabil dan berada dalam target BI yang berkisar antara 1,5 persen hingga 3,5 persen.
"Angka ini masih dalam batas yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, yaitu 2,5 persen plus-minus 1 persen, sehingga masih dalam target yang aman," ungkap Juda Agung kepada wartawan di Kantor Pusat BI, Rabu (2/10/2024).
Juda menambahkan bahwa kondisi deflasi saat ini belum menunjukkan adanya risiko signifikan terhadap pelemahan ekonomi.
Baca Juga:
Utang Pemerintah Capai Puncaknya di 2025: Prabowo Siap Hadapi Rp 800 Triliun
Stabilitas inflasi yang berada dalam target mencerminkan bahwa perekonomian masih dalam kendali dan tidak memerlukan langkah kebijakan yang drastis.
"Kami tidak melihat situasi ini sebagai indikasi pelemahan ekonomi yang serius," tegasnya.
Farisan Aufar, Manajer Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, juga menegaskan pentingnya menjaga optimisme di tengah kondisi deflasi ini.
Menurutnya, sinergi antara kebijakan BI dan koordinasi dengan pemerintah adalah kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Kami ingin menekankan bahwa masyarakat perlu tetap optimis. Pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah cukup baik dan akan terus meningkat, terutama berkat sinergi antara kebijakan Bank Indonesia dan pemerintah," jelas Farisan.
Ia juga menekankan bahwa konsumsi rumah tangga berperan besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
Oleh karena itu, masyarakat dihimbau untuk tetap aktif berbelanja, karena kegiatan ini memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat dipengaruhi oleh konsumsi rumah tangga. Kami harap masyarakat dapat lebih banyak berbelanja, karena pengeluaran ini berkontribusi pada perekonomian," tambahnya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]