WahanaNews.co | Beberapa pemilik kripto di China dan Hong Kong panik berat usai bank sentral China bersikap lebih keras terhadap koin digital tersebut.
Para investor masih terus berusaha keras melindungi bitcoin mereka dan token lainnya.
Baca Juga:
Iran Eksekusi Mati 4 Pria Gara-gara Kerja Sama dengan Israel
Bank sentral telah menerbitkan dokumen baru pada hari Jumat yang menguraikan langkah-langkah lebih keras dalam menindak kripto. Demikian dilansir dari CNBC, Sabtu (25/9/2021).
"Saya telah menerima lebih dari selusin pesan (via) email, telepon, dan aplikasi terenkripsi dari pemilik kripto China yang mencari solusi tentang cara mengakses dan melindungi kepemilikan mereka di valuta asing dan cold wallets," kata David Lesperance, seorang pengacara yang berbasis di Toronto kepada CNBC Jumat pagi.
Cold wallets adalah dompet kripto yang tidak terhubung ke internet dengan tingkat keamanan yang tinggi. Lesperance mengatakan langkah bank sentral merupakan upaya untuk membekukan aset kripto sehingga pemegangnya tidak dapat melakukan apa pun secara legal.
Baca Juga:
Meninggal Mendadak, Segini Harta yang Ditinggalkan Juragan Kripto
"Selain tidak dapat melakukan apa pun dengan aset yang sangat fluktuatif, kecurigaan saya adalah bahwa seperti dengan Roosevelt dan emas, pemerintah China akan 'menawarkan' mereka di masa depan untuk mengubahnya menjadi e-yuan dengan harga pasar tetap," katanya.
"Saya telah memprediksi ini untuk sementara waktu sebagai bagian dari langkah pemerintah China untuk menutup semua potensi persaingan dengan yuan digital yang masuk," ujar Lesperance.
People's Bank of China (PBOC) mengatakan di situs webnya pada hari Jumat bahwa semua transaksi terkait uang kripto di China adalah ilegal, termasuk layanan yang disediakan oleh bursa luar negeri. Layanan yang menawarkan perdagangan, penerbitan token, dan turunan untuk mata uang virtual semuanya dilarang keras. Lesperance mengklaim beberapa kliennya juga mengkhawatirkan keselamatan mereka.