WahanaNews.co, Jakarta - Segelintir orang di Rempang Batam menggelar demonstrasi di sela kedatangan Menteri Investasi dan Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, belum lama ini.
Tenaga Ahli Menteri Investasi Rizal Calvary Marimbo menyebutkan bahwa demonstrasi tersebut digerakkan oleh oknum Warga Negara Asing (WNA) asal Singapura.
Baca Juga:
2 Orang Penyebar Berita Hoax Penangkapan UAS soal Rempang Ditangkap Polisi
"Kita identifikasi ada WN Singapura menjadi penggerak demo di Rempang. Jadi, demo kemarin itu tidak murni lagi aspirasi warga Rempang. Ternyata Ada otak dan donaturnya dari luar," ujarnya dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (11/10/2023).
Rizal juga menyatakan bahwa sejumlah warga negara asing ini sebenarnya adalah pengusaha yang telah lama menguasai lahan ilegal di Rempang. Mereka telah mengelola lahan tersebut selama beberapa tahun.
Dia menjelaskan bahwa ketika pemerintah akan merestrukturisasi kembali Rempang, para warga negara asing ini merasa terancam dan mencoba untuk menghasut warga setempat, terutama ibu-ibu dan LSM, agar melawan pemerintah daerah, BP Batam, dan pemerintah pusat.
Baca Juga:
Viral Ancam 'Piting' Pendemo Rempang, Panglima TNI Minta Maaf
Rizal juga mencatat bahwa para warga negara asing ini menggunakan pendekatan yang sistematis, dengan menggunakan platform seperti TikTok, memiliki materi demonstrasi yang berkualitas, berbicara lancar, dan memproduksi konten-konten yang dibuat oleh profesional.
Mereka berusaha mencari-cari kesalahan pemerintah dan menciptakan sentimen negatif dalam upaya branding mereka.
Selanjutnya, Rizal menegaskan bahwa pemerintah tidak akan mundur sedikit pun dan tidak akan menyerah terhadap tekanan yang diberikan oleh warga negara asing.
Salah satu langkah yang diambil adalah memindahkan warga Rempang, yang saat ini telah mendapatkan dukungan luas dari penduduk setempat. Ini terjadi setelah kunjungan ketiga Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia.
Sebelumnya Bahlil telah mengunjungi Tanjung Banon, daerah pemukiman baru, Pasir Panjang, dan Rumah Susun (Rumah Tinggal Sementara) warga Rempang.
Berdasarkan data BP Batam, dari 900 Kartu Keluarga (KK), saat ini sudah ada 300 KK yang telah mendaftarkan diri ke BP Batam untuk pindah ke hunian sementara yang telah disediakan oleh BP Batam.
Mengutip Detik, seorang warga Sembulang Camping, Wulan Ratna Sari mengatakan dirinya mendukung penuh program pemerintah dan bersedia pindah ke hunian sementara. Ia pun berharap pengembangan Rempang Eco-City dapat memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat ke depannya.
"Saya mendukung penuh program pemerintah ini agar ekonomi warga lebih maju. Saya mendaftar dan bersedia pindah tanpa ada unsur paksaan dari pihak manapun," ujarnya.
"Silakan berfikir positif, jangan sampai kita bercerai berai karena ulah pihak tak bertanggung jawab yang ingin mengadu domba kita. Kita semua memiliki hak untuk merubah hidup menjadi lebih baik," tambahnya.
Sama seperti yang diungkapkan oleh Wulan, Fahruddin, warga asli Desa Goba Sei Buluh, Kelurahan Sembulang, juga mengonfirmasi bahwa pemindahannya ke lahan sementara dilakukan dengan sukarela tanpa adanya tekanan atau campur tangan dari pihak lain.
"Fahruddin mengatakan bahwa kami pindah dengan sukacita dan tanpa adanya paksaan. Kami berharap dapat meraih kemajuan dan kesejahteraan melalui program pembangunan yang diberikan oleh pemerintah," ungkapnya.
Di samping itu, Syum Harimaryatullah, warga asli Desa Pasir Panjang yang biasa disapa Nek Syum, juga menyatakan dukungannya sepenuhnya terhadap program pemerintah dan bersedia berpindah dari kampung halamannya dengan ikhlas.
"Saya berpindah ke lokasi baru secara sukarela dan dengan niat yang tulus. Saya memikirkan masa depan anak-cucu kami agar bisa hidup lebih sejahtera di kampung baru," katanya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]