WAHANANEWS.CO, Jakarta - Langkah radikal tengah disiapkan oleh Badan Pengelola Investasi Danantara (Danantara Indonesia) dalam membenahi wajah Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Dari total 888 entitas yang saat ini ada, Danantara menargetkan akan memangkas jumlahnya menjadi sekitar 200 perusahaan saja.
Baca Juga:
Pertamina Tawarkan 19 Proyek Rp150 Triliun, Danantara Siapkan Dukungan Investasi Jangka Panjang
Kebijakan ini diambil untuk menciptakan struktur BUMN yang lebih ramping, efisien, dan kompetitif di tengah tekanan persaingan bisnis yang makin ketat.
Sektor logistik dan asuransi menjadi dua bidang prioritas yang segera dikonsolidasikan, mengingat banyaknya jumlah perusahaan kecil yang tidak mampu bersaing secara signifikan di pasar.
Menurut Chief Operating Officer Danantara, Dony Oskaria, saat ini terdapat 18 BUMN yang bergerak di sektor logistik, namun seluruhnya masih berskala kecil dan belum memberikan dampak berarti secara nasional.
Baca Juga:
Danantara Tarik US$ 3 Miliar untuk Biayai Proyek Strategis Chandra Asri
“Kita melakukan pengkonsolidasian daripada bisnis kita tadi, yang tadinya tadi logistiknya ada 18, nanti menjadi satu perusahaan logistik yang size-nya cukup besar, kompetitif, yang mampu bersaing. Kemudian juga memberikan nilai tambah yang signifikan buat Danantara,” ujar Dony dalam acara IKA Fikom Unpad Executive Breakfast Meeting Kuartal Pertama Danantara di Hutan Kota, Plataran, Jakarta Pusat, Rabu (18/6/2025).
Hal serupa juga terjadi di sektor asuransi. Tercatat, terdapat 16 perusahaan asuransi milik negara, namun skala usaha yang kecil membuat mereka kesulitan menghadapi dominasi pemain swasta.
“Kita punya 16 perusahaan insurance, tapi tidak kompetitif karena kecil-kecil ya,” ujar Dony.